Dunia Perpustakaan | Ketika sebuah dokumen dan arsip penting terbakar, biasanya barulah kita menyadari betapa dokumen dan arsip penting itu tak tergantikan nilainya. Hal ini juga mungkin yang saat dirasakan pihak salah satu kampus ternama di Rusia, dimana salah satu Perpustakaan terbakar, 2 Juta Dokumen Bersejarah Hangus terbakar.
Dikutip dari CNNIndonesia [2/2/15], Sebuah perpustakaan akademis besar di Rusia dilalap api pada Jumat (30/1). Akibat insiden ini, diperkirakan sekitar 15 persen atau hampir dua juta dokumen bersejarah dan unik habis terbakar.
Seperti dilansir RT pada Minggu (1/2), kobaran api mulai menjalar sekitar pukul 22.00 waktu Moskow di perpustakaan yang terletak di lantai tiga Institur Akademi Informasi Sains dan Pengetahuan Sosial (INION). Api baru bisa benar-benar dipadamkan pada 23.24.
Menurut keterangan dari Kementerian Keadaan Darurat Rusia, pemadam kebakaran masih dikerahkan untuk menyiramkan air ke area seluas dua ribu meter persegi tersebut hingga Minggu pagi.
Melihat kepulan asap dari gedung tersebut, Kepala Akademi Sains Rusia (RAS), Vladimir Fortov, menyatakan bahwa keadaan perpustakaan tersebut layaknya insiden nuklir Chernobyl pada 1986.
“Ini adalah kehilangan yang besar bagi sains. Ini adalah tempat penyimpanan terbesar di dunia yang mungkin sama dengan Perpustakaan Kongres. Di sini kami memiliki materi yang tidak bisa ditemukan di manapun dan semua institusi kemanusiaan menggunakan perpustakaan ini,” ujar Fortov.
Fortov kemudian memprediksi si jago merah telah melahap sekitar dua juta buku dan teks penting.
Menanggapi hal tersebut, Kepala INION, Yury Pivovarov, menganggap kejadian ini sebagai tragedi. Pasalnya, hanya sebgaian kecil dari koleksi itu yang tersedia dalam bentuk digital.
Untungnya, sebagian koleksi perpustakaan dimasukkan ke ruang bawah tanah gedung. Karena kebakaran terjadi di lantai tiga, petugas pemadam kebakaran dengan sigap mencegah api menjalar ke ruang penyimpanan.
Masih banyak buku yang rusak akibat guyuran air. Namun, Pivovarov mengatakan masih ada kemungkinan baik itu selamat.
“Setelah kerusakan akibat air, beruntung ada teknologi modern, ada kemungkinan untuk menyelamatkan buku-buku. Tapi setelah kebakaran, kami tidak bisa mengubah abu kembali menjadi kertas,” tutur Pivovarov.
Cepat tanggap atas insiden ini, Pivovarov menyatakan bahwa komunitas sains internasional telah menawarkan bantuan.
Kendati demikian, Pivovarov berharap pemerintah mau berupaya untuk membangun kembali perpustakaan yang diperkirakan akan memakan waktu lama.
“Perpustakaan membutuhkan lebih dari sekadar restorasi. Ini membutuhkan rekonstruksi komplit,” katanya.
Proses investigasi penyebab kebakaran masih berjalan. Namun, arson dan tertutupnya sirkuit api disebut-sebut sebagai alasan kuat.
“Sirkuit pendek dalam sistem listrik sekarang diperkirakan sebagai sumber utamanya,” ucap seorang sumber kepada Sputnik pada Sabtu (31/1).
Dalam inspeksi terakhir yang dilakukan Kementerian Keadaan Darurat pada Maret tahun lalu, ditemukan tujuh kerusakan dalam perpustakaan INION. Sebagai ganjaran, perpustakaan dikenakan denda sebesar US$2.200 atau setara Rp27,7 juta. Pemerintah memberikan tenggat waktu hingga 30 Januari 2015.
Dengan 49 ribu pembaca dan 330 karyawan, INION merupakan pusat penelitian terbesar di Rusia dalam ranah pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Koleksi INION mencakup 14,2 juta teks kuno dan modern dengan bahasa Eropa dan Asia, termasuk edisi langka berusia 400 tahun. Perpustakaan ini juga memiliki koleksi buku dengan bahasa Slavic terbanyak di Rusia.
Perpustakaan yang didirikan pada 1918 ini dianggap sebagai tempat penyimpanan paling lengkap di Rusia dengan koleksi dokumen dari Liga Bangsa-Bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNIESCO, begitu pula laporan parlementer dari Amerika Serikat (sejak 1789), Inggris (sejak 1803), dan Italia (sejak 1897).
Sumber : http://duniaperpustakaan.com/perpustakaan-di-rusia-terbakar-2-juta-dokumen-bersejarah-hangus-terbakar/