MANAGEMEN PENGELOLAAN SAMPAH

 

1. PENDAHULUAN

 

Masalah sampah sudah menjadi permasalahan yang serius dan menjadi topik pembahasan yang dibicarakan di tingkat daerah dan nasional nasional. Dewasa ini pembangunan yang banyak dilaksanakan secara besar – besaran, di daerah perkotaan di Indonesia telah membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Sampah di daerah perkotaan telah menyebabkan sarana perkotaan sampingp jalan dan saluran – saluran air menjadi terganggu. Sampah tersebut menjadi pemandangan yang kurang sedap terhadap kebersihan dan keindahan kota. Apalagi penambahan jumlah penduduk kota membawa konsekuensi peningkatan volume sampah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Dua bulan terakhir sampah kota Pekanbaru menjadi persoalan serius, sampah menggunaung di pinggir jalan perkotaan, Petugas sampah kota pekanbaru mogok membersihkan sampah kota.Halaman depan koran kota selalu dimulai dengan potret samapah serta ulasan berita tentang sampah. Petugas kebersihan yang sudah dikelola oleh pihak swasta/ pihak ketiga mogok kerja dengan alasan gaji mereka tidak dibayar oleh rekanan beberapa bulan ini. Walikota Pekanbaru kehilangan cara mengatasinya. Sungguh miris pendudduk kota hanya bisa menyalahkan walikota saja, sekalipun mereka tidak mengerti persoalan sebanarnya.

Kota pekanbaru memiliki penduduk   1400.000 jiwa terdiri dari 213795 kepala keluarga. Jika sebuah keluarga menghasilkan sampah 1  kilogram per hari berarti ada sampah  213795 kg perhari. Satu bulan mengahasilkan sampah 6413850 kg, jika macet 2 bulan pengangkutan sampah ke TPS sampai tulisan ini ditulis berati ada 12.827.700kg. Inilah sampah yang mengganggu hidung masyarakat yang bertimbunan di persimpangan persimpangan jalan raya kota Pekanbaru.

 

 

 

 

 

2. SAMPAH KOTA PEKANBARU MENJADI ISU KEPRIHATINAN NASIONAL

Sampah masih saja menjadi masalah yang tak ada habisnya di Kota Pekanbaru. Tumpukan-tumpukan sampah kembali terlihat di beberapa ruas jalan dalam kota. Pantauan Riau Pos di beberapa lokasi masih terlihat sampah-sampah di sepanjang Jalan Tuanku Tambusai dan beberapa ruas jalan yang bersimpangan dengan Jalan Tuanku Tambusai. Seperti di simpang Jalan Taskurun dan Jalan Tuanku Tambusai, sampah menumpuk dan mengeluarkan bau tidak sedap beberapa hari belakangan. Warga yang melewati jalan tersebut langsung menutup pintu kaca mobil, sementara pejalan kaki terpaksa sedikit berlari agar cepat terhindar dari bau tidak sedap. Di persimpangan Jalan Duyung dengan Jalan Arwana juga terlihat beberapa warga perumahan membersihkan tumpukan sampah.

Setelah berhasil membuang sampah yang menumpuk disekitar perumahan mereka, warga langsung memasang plang yang meminta agar tidak ada yang membuang sampah dilingkungan mereka. Bahkan sepenggal kalimat yang tertulis di palang menunjukkan kalimat ancaman seperti Berani buang sampah disini akan berurusan dengan warga,
Beberapa tumpukan sampah yang terlihat cukup banyak itu di Jalan Sudirman dekat persimpangan Jalan Nangka, Jalan Tuanku Tambusai tepatnya dipersimpangan Jalan Garuda dan Gang Subur.

Sikap pemerintah kota yang dianggap tidak peduli dengan kebersihan kota ini sangat disayangkan oleh masyarakat. Harusnya menurut masyarakat, Jalan Sudirman dan Jalan Tuanku Tambusai yang merupakan jalan protokol tidak sepantasnya ada tumpukan sampah.  Karena dua jalan ini merupakan tempat sentral bisnis.

Seharusnya dengan telah diraihnya Adipura oleh Kota Pekanbaru selama tujuh kali berturut-turut, tidak ada lagi tumpukan sampah seperti sekarang. Tapi sekarang yang terjadi malah terbalik, sampah menumpuk dimana-mana, dan di jalan protokol lagi, kata Makbul, warga Jalan Tuanku Tambusai. Hal yang sama juga diungkapkan Adit. Menurutnya, kalau dipandang secara sepintas memang Pekanbaru masih tertata dengan baik. Tapi kalau dilihat dari segi kebersihan, Pekanbaru masih dianggap sangat jauh. Terlebih katanya, dalam tahun 2011 sampai tahun 2012 ini kebersihan Kota Pekanbaru benar-benar menurun.

Dulu katanya di persimpangan Jalan Nangka-Sudirman itu sama sekali tidak ada sampah. Namun sekarang persimpangan itu dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.

Tidak seriusnya pemerintah dalam menyelesaikan masalah sampah ini juga sempat dikecam oleh anggota Komisi I DPRD Pekanbaru Adri Yanto. Kita masih belum melihat keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah sampah di Kota kita ini. Banyak sampah menumpuk telah membuat kota kita menjadi bau dan meresahkan warga, kata Adri. Tak Ada BBM, Mobil Sampah Tak Beroperasi. Dalam pada itu, kondisi menumpuknya sampah-sampah ini sudah diprediksikan sebelumnya oleh Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pekanbaru Syafrizal Bakar.

 

3.  SOLUSI PENANGANAN MASALAH SAMPAH DI KOTA PEKANBARU KINI DAN KEDEPAN

Masalah sampah sudah menjadi permasalahan yang serius dan menjadi topik pembahasan yang dibicarakan di tingkat nasional. Dewasa ini pembangunan yang banyak dilaksanakan secara besar – besaran, di daerah perkotaan di Indonesia telah membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Sampah di daerah perkotaan telah menyebabkan sarana perkotaan simpang jalan dan saluran – saluran air menjadi terganggu. Sampah tersebut menjadi pemandangan yang kurang sedap terhadap kebersihan dan keindahan kota. Apalagi penambahan jumlah penduduk kota membawa konsekuensi peningkatan volume sampah baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kota Pekanbaru menjadi salah satu kota besar di Riau Sumatera, dalam keberadaannya juga tidak lepas dari permasalahan seputar sampah dan pengelolaannya yang dapat mengganggu kebersihan dan keindahan kota. Kompleksnya permasalahan sampah di beberapa kota di Indonesia memang tidak hanya sekedar bagaimana secara teknis mengolah sampah, tetapi juga bagaimana menanganinya secara sosial, ekonomi, hukum maupun politik.

Untuk itu Pemerintah Kota melalui Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru telah melakukan berbagai metode, alternatif – alternatif pemecahan masalah sampah baik yang berorentasi jangka pendek maupun jangka panjang yang sifatnya penanggulangan maupun pencegahan yang baik dan benar. Adapun permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah besarnya tingkat keluhan masyarakat yang tinggal di areal persampahan serta yang berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah mulai dari penampungan sampah, pengangkutan sampah, sampai ke tingkat pembuangan akhir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat keluhan masyarakat yang tinggal di areal persampahan, serta untuk mendeskripsikan sistem pengelolaan sampah mulai dari sistem penampungan sampah, pengangkutan sampah sampai ke tempat pembuangan akhir. Lokasi penelitian ini adalah di Kota Pekanbaru yang luas wilayahnya mencapai 632,3 km2 yang terbagi ke dalam 12 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kecamatan Rumbai, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Sail, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Tampan dan Kecamatan Tenayan Raya. Di dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik referensi dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisa data peneliti menggunakan analisa data kualitatif. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum tingkat keluhan masyarakat yang tinggal di areal persampahan memang sangat besar. Kebanyakan mereka mengeluh masalah bau, pembakaran sampah yang tidak sempurna, banyaknya lalat, tikus, nyamuk, serta gangguan – gangguan terhadap kebersihan saluran air.

Untuk mengantisipasi berbagai macam pengaduan dan keluhan masyarakat, Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru sebeaiknya melakukan beberapa hal ; membangun Puskesmas di sekitar TPA Kulim dengan memprioritaskan masyarakat setempat, mengadakan kegiatan berobat gratis kepada masyarakat setiap hari Minggu, menyediakan air bersih (PDAM) kepada masyarakat. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru telah menerapkan 3 tahapan yang penting dalam pengelolaan sampah yaitu peningkatan sistem pengelolaan penampungan sampah melalui tertib pembuangan sampah dari masyarakat ke TPS dengan menerapkan jam – jam pembuangan sampah, peningkatan sistem pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kulim sesuai jadwal pengangkutan sampah yang telah ditetapkan untuk setiap kecamatan dan kelurahan di wilayah Kota Pekanbaru, peningkatan sistem pembuangan akhir melalui tertib pengelolaan dan pengolahan sampah di TPA Kulim dengan penerapan sistem sanitary landfill. Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru juga telah berusaha menyediakan dan memenuhi sarana, prasarana pengelolaan sampah walupun dalam kapasitas dan kemampuan yang terbatas.

Oleh karena itu, penulis menyarankan agar Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru dapat meningkatkan dan memperhatikan berbagai macam dan keluhan masyarakat yang tinggal di areal persampahan dengan mensosialisakan TPA Kulim yang didukung sistem pengelolaan sampah yang canggih dan bebas asap serta bau yang diakibatkan oleh sampah, sehingga secara tidak langsung masyarakat akan meminta keberadaan sampah tersebut, Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru juga dapat meningkatkan sistem pengelolaan penampungan sampah dengan menerapkan jam – jam pembuangan sampah di TPS agar TPS bersih dari tumpukan sampah, diharapkan dinas juga perlu menyediakan bak – bak sampah atau tong – tong sampah tidak permanen sehingga sampah dapat dengan mudah dpindahkan oleh armada pengangkut sampah baik secara mekanis maupun manual ke dalam truk pengangkut sampah, Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah dengan cara menerapkan penjadwalan pengangkutan sampah dan memperbaiki ataupun menambah armada pengangkut sampah, mengingat semakin banyaknya armada pengangkut sampah yang sudah tidak layak pakai / operasi. Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru diharapkan dapat meningkatkan keberadaan TPA sebagai lahan pembuangan sampah yang sehat dan aman bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya.

 

4.  GERAKAN CEPAT MENGATASI MASALAH SAMPAH DI KOTA PEKANBARU

Seperti yang sudah diketahui oleh para masyarakat intelektual kota Pekanbaru yakni menumpuknya sampah Pekanbaru dikarenakan tidak becusnya rekanan/pihak swasta yang mengelola sampah Kota Pekanbaru, mungkin disengaja atau tidak disengaja yang jelas berdampak negatif kepada kepemimpinan Walikota Pekanbaru, H. Ir. Firdaus, MT. Hal lain yang membuat terkendala pembuangan sampah adalah mogoknya para pekerja sampah milik swasta lantaran gaji mereka tidak dibayarkan beberapa bulan ini ditambah lagi masyarakat yang tinggal ditempat pembuangan sampah akhir memprotes agar daerah mereka tidak lagi dijadikan tempat pembungan akhir sampah, hal ini semakin menjadi kompleks.

Menurut analisa penulis, yang harus dilakukan oleh Walikota Pekanbaru adalah mengambil alih penanganan sampah sementara yakni dengan mengumpulkan seluruh potensi Kotamadya Pekanbaru untuk menghandle masalah sampah ini sampai bersih tanpa menunggu pihak rekanan/swasta. Tugas Walikota selanjutnya adalah memutuskan kontrak kerja dengan rekanan/swasta tersebut dan membawanya ke jalur hukum atas kelalaiannya, kemudian menunjuk pihak rekanan/swasta baru yang bertanggung jawab dengan persoalan sampah ini. Selain itu Walikota melalui Dinas Kebersihan harus membangun tempat pembuangan sampah sementara di beberapa lokasi Kota Pekanbaru sehingga tidak terkesan sampah dibuang masyarakat nantinya disembarang tempat pinggir jalan. Melalui RT RW, Camat harus dilakukan gerakan masyarakat sadar kebersihan yakni melalui sosialisasi, reward dan funishment oleh  Walikota Pekanbaru melalui Dinas Kebersihan Kota.

Dalam jangka panjang Kota Pekanbaru harus memiliki teknologi penanganan sampah seperti yang dilakukan oleh Singapura dan kota-kota besar di Eropa. Sampah tidak lagi menjadi beban kerusakan lingkungan karena setiap sampah kota sudah dikelola sesuai dengan jenisnya melalui teknologi canggih sehingga sampah bisa menjadi produk baru seperti biogas, pupuk, bahan-bahan mentah plastik hasil olahan, besi-besi siap dipakai kembali dan lain-lain sebagainya, semuanya memiliki nilai guna.

 

5.  CARA MENGATASI SAMPAH SECARA IDEAL

Ada banyak cara untuk mengurangi sampah. Misalnya di daerah saya, ada suatu organisasi yang bernama bank sampah. Bank sampah ini bertujuan untuk mengurangi sampah dengan cara menabung sampah. Jika kita menabung sampah di sana, sampah yang kita berikan akan berubah menjadi uang. Sampah yang ditabung akan dijual lagi ke tukang sampah dengan harga yang agak mahal dari harga aslinya. Sisanya akan diberikan kepada orang yang menabung sampah di bank sampah.

Tapi, ada juga beberapa cara yang paling mudah untuk mengurangi sampah, diantaranya melakukan 4R :

1. Replace ( Mengganti )

Yaitu mengganti barang-barang yang tidak tahan lama dan bisa menghasilkan banyak sampah dengan bahan yang awet dan menghasilkan hanya sedikit sampah. Misalnya gelas kaca. Untuk mengurangi sampah dan barang menjadi tahan lama, Gelas kaca bisa kita ganti dengan gelas plastik yang tidak mudah pecah.

2. Reuse ( Memakai Kembali )

Yaitu memanfaatkan kembali barang yang telah terpakai untuk membuat barang lain yang bermanfaat. Misalnya kerajinan tangan, dan mainan.

3. Reduce ( Mengurangi )

Yaitu dengan mengurangi pemakaian barang agar sampah yang dihasilkan akan berkurang juga.

4. Reycle ( Mendaur Ulang )

Yaitu mengolah sampah menjadi barang baru yang bermanfaat.

 

6.  KESIMPULAN

Dalam makalah ini penulis dapat menyimpulkan tentang persoalan sampah Kota Pekanbaru sebagai berikut :

a.    Pemerintah Kotamadya Pekanbaru harus memiliki komitmen tinggi tentang manajemen sampah, sehingga tidak terulang lagi kasus yang sama dikemudian hari.

b.    Masyarakat harus diberi pemahaman tentang kesadaran membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah sembarangan tempat yang pada akhirnya mengganggu ketentraman, kesehatan, keindahan dan lain-lain sebagainya.

c.    Pemerintah Kota Pekanbaru harus memilih pihak rekanan yang bertanggung jawab, sesuai dengan kontrak yang dilakukan dan MOU yang ditandatangani untuk menangani masalah sampah. Bila dikemudian hari terjadi penyimpangan/mengingkari kontrak pihak rekanan harus siap menerima sanksi hukum.

d.    Kepada para politisi di DPRD Kota atau politisi melalui partai-partai yang ada di Kota Pekanbaru, jangan memancing di air keruh, seperti membangun konspirasi untuk menjawab persoalan Pilkada Kota kedepan dengan menjadikan sampah sebagai alat komuditi politik untuk menjatuhkan atau menghalangi Walikota sekarang untuk tampil sebagai Bakal Calon Walikota selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI

 

 

http://www.pekanbaru.go.id/berita/berita-pemko/2017-pekanbaru-akan-swastanisasikan-pengelolaan-sampah/#sthash.GcUUpn8O.dpuf

 

http://riaupos.co/7766-arsip-di-pekanbaru-sampah-kembali-jadi-masalah.html#ixzz4CHVdhIPq

Abu Talkah; Hendro Prasetyo; Soemarno, Green Technology Pengelolaan Sampah, 2011

Otto Nodi Atyanto, Modul Pengelolaan Sampah & Limbah Cair Rumah Tangga, 2011

Cecep Dani Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, 2012