KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada saat ini penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dr. agr. Ir. T. Nurhidayah, M.Sc dalam mata kuliah Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) yang di asuhnya. Tulisan ini adalah berbentuk makalah hasil penelitian langsung dilapangan yang dilakukan penulis dengan judul “Keanekaragaman Hayati Hutan Tropis Sebelum Dijadikan Lahan Kebun Sawit dan Setelah Menjadi Kebun Sawit di Sungai Jernih Kampar”
Dalam makalah ini terdapat empat Bab yang teridiri dari bab I Pendahuluan, Bab II Pembahasan, Bab III Penutup.
Dalam penyajian tulisan ini, penulis banyak dibantu oleh ibuk Dr. agr. Ir. T. Nurhidayah, M.Sc sebagai dosen pengampu, sehingga penulis banyak mendapat pengalaman dari asuhan beliau dan mempercepat selesainya tulisan makalah ini. Tinjauan penulis langsung kepada kebun sawit yang penulis miliki pada tahun 2016, perbandingan antara ketika hutan tropis di daerah sungai jernih Kampar dengan berbagai keanekaragaman hayati kemudian keanekaragaman hayati yang baru setelah dijadikan kebun sawit.
Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan keilmuan penulis dan pembaca tentang keanekaragaman hayati. Dalam tulisan ini banyak terdapat kelemahan yang disampaikan oleh penulis sesuai dengan wawasan keilmuan yang dimilikinya, oleh karena itu penulis meminta maaf atas kealpaan itu. Selanjutnya kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.
Penulis,
Nurhadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati suatu kekayaan alam yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ada baiknya kita melihat jumlah hutan tropis di dunia dewasa ini adalah sebesar 2,620 juta Hektar yang tersebar di sepuluh Negara sebagai berikut ; Rusia, 809 juta hektar, Brazil, 478 juta hektar, Kanada, 310 juta hektar, Amerika Serikat, 303 juta hektar, China, 197 juta hektar, Australia, 164 juta hektar, Republlik Demokratik Kongo, 134 juta hektar, Indonesia, 88 juta hektar, Peru, 69 juta Hektar dan India, 68 juta hektar.
Hewan di hutan tropis terdapat mendekati ratusan spesies diantaranya Kupu-kupu, Kumbang, Kupu-kupu Sayap Bening, Capung, Kupu-kupu Burung Hantu, Ulat Kaki Seribu, Belalang Sembah, Lutung Gading, Monyet, Gorilla, Lemur, Kera, Orangutan, Macan, Ocelot, Kerbau, Babi Rusa, Kelelawar, Kapibara, Rakun, Gajah, Pemakan Semut Raksasa, Berang-Berang Sungai, Tapir Malaya, Badak, Tapir, Babi Hutan, Beo Abu-Abu Afrika, Enggang, Nuri Hitam, Kasuari Gelambir Ganda, Kasuari Leher Emas, Bangau Bluwok, Motmot, Merpati Nicobar, Beo, Merak, Nuri Pelangi, Nuri Merah, Enggang Badak, Scarlet Ibis, Scarlet Macaw, Swainson's Toucan, Toucan, Kakaktua Kuning, Kadal, Anole, Bunglon, Iguana Fiji, Tokek Mata Hijau, Iguana, Bunglon Daun, Leaf-Tailed Gecko, Biawak Rawa, Biawak Air, Ular, Boa Constrictor, Piton Pohon Hijau, Buaya, Caiman/Alligator, Katak, Blue Poison Dart Frog, Giant Monkey Frog, Green Poison Dart Frog, Katak Emas Panama, Katak Tomat, Ikan Angelfish, Neon Tetras, Discus, lele, Danios, Gurame, ikan adu.
Sehubungan dengan keanekaragaman hayati yang terdapat di hutan tropis baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan menarik untuk diadakan suatu studi penelitian. Pada kesempatan ini penulis mencoba melakukan penelitian tindakan (action research) pada hutan tropis sungai jernih kampar yang dijadikan kebun sawit.
1.2. Tujuan Penetian
Tujuan penelitian dalam tulisan ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak jenis atau spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan yang terdapat di hutan tropis sungai jernih kampar.
1.3. Guna Penelitian
Guna dari penelitian adalah untuk melengkapi persyaratan matakuliah “Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)”, selain itu adalah untuk memperkaya dunia keilmuan terutama untuk kepentingan penulis.
1.4. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dapat digambarkan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Seberapa banyakkah keanekaragaman hayati baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan pada hutan torpis sungai jernih kampar sebelum dirubah fungsi menjadi kebun sawit ?
b. Seberapa banyakkah keanekaragaman hayati baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan pada hutan tropis sungai jernih kampar setelah dirubah fungsi menjadi kebun sawit ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tumbuh-tumbuhan Hutan Tropis
Banyak para peneliti sebelumnya sudah mengadakan inventarisasi tentang jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat di hutan tropis Menurut Whitmore, istilah Hutan Hujan Tropis mulai dipakai pada tahun 1898 dalam buku Plant Geography diperkenalkan oleh A. F. W. Schimper. Secara geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik rasi bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang Utara dan 23°27’ Lintang Selatan. Meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis adalah wilayah yang terletak di antara garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah tropis.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai.
Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik untuk tumbuh di bawah naungan.
Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umum yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan tropis adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada dalam hutan adalah spesies-spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah naungan pohon.
2.2. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
1. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
2. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
3. Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.
4. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
2.3. Hewan yang hidup di Hutan Tropis
Berikut ini berdasarkan tinjauan referensi dapat penulis sampaikan beberapa jenis hewan yang terdapat di hutan tropis pada umumnya. Fauna-fauna yang ada di daerah beriklim tropis antara lain:
a. Gorilla, gajah, singa, trenggiling, kuda nil, unta dan lain-lain, persebaran fauna ini meliputi Benua Afrika, Kepulauan Madagaskar, dan Semenanjung Arabia.
b. Hewan lainnya yang terletak di daerah tropis yaitu : gajah asia, badak, harimau, beruang, orang utan, rusa, serta beberapa jenis reptil dan ikan. Wilayah persebarannya meliputi Asia Tenggara, Indonesia Barat, dan Asia Selatan.
c. Fauna Australis, yaitu: burung cendrawasih, kakaktua, kiwi, koala, dan platipus. Wilayah persebarannya meliputi Kepulauan Pasifik (Oceania) dan wilayah Indonesia Timur.
d. Wilayah beriklim tropis di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Fauna di wilayah ini antara lain: banteng, kukang, beberapa jenis kelelawar, jaguar, beberapa jenis reptil, burung, dan ikan endemik seperti piranha.
2.4 Perbandingan Keanekaragaman Hayati Hutan Tropis Sebelum Dijadikan Lahan Kebun Sawit Dan Setelah Menjadi Kebun Sawit Di Sungai Jernih Kampar
a. Berdasarkan pantauan penulis di hutan sungai jernih kampar terdapat beberapa jenis flaura yang tidak jauh berbeda dengan hutan tropis yang terdapat di sumatera pada umumnya, seperti yang terdapat dibawah ini :
Gonystylus bancanus Kurz (ramin)
|
b. Hewan-hewan yang terdapat di hutan tropis sungai jernih kampar sebelum di rubah fungsi menjadi kebun sawit, diantaranya sebagai berikut :
Beruk
Kera
Siamang
Ular Kobra
Babi Hutan
Tupai Pohon
Burung Elang
Burung Murai
Burung Mbut-Mbut
Burung gagak
Kodok
Tikus Tanah
Landak
2.5. Keanekaragaman Hayati Setelah di Robah Fungsi Hutan menjadi Kebun Kelapa Sawit
a. Setelah pembersihan hutan menggunakan alat berat eskapator selama delapan hari di lahan milik penulis, dilanjutkan dengan penanaman bibit sawit. Satu bulan kemudian, penulis mengamati jenis tumbuh-tumbuhan yang ada dilahan tersebut, sebagai berikut :
Bibit sawit yang baru di tanam
Rumput gajah
Akar-akar semak
Rumput liar
Pakis hutan
b. Hewan yang terdapat di kebun sawit yang baru digarap :
Ular sawah
Ular kobra
Kodok
Tikus
Landak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
a. Terdapat kehilangan beberapa spesies baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan akibat pengalih fungsi lahan dari hutan tropis menjadi kebun kelapa sawit.
b. Agar tidak terjadi kehilangan atau kepunahan keanekaragaman hayati pada pengalih fungsian lahan dilarang membakar hutan sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 50 ayat (3) huruf d : Setiap orang dilarang membakar hutan dan Undang Undang No. 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 69 ayat (1) huruf h : Setiap orang dilarang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;
3.2 Saran-saran
a. Pemerintah sebagai regulator dalam bidang lingkungan hidup harus menerapkan aturan-aturan tentang pembukaan lahan pertanian dan perkebunan, kemudian memberikan sanksi hukum dari pelanggaran terhadap undang-undang lingkungan hidup agar tidak terjadi degradasi keanekaragaman hayati.
b. Harus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan menjadikan mata pelajaran atau masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah umum.
Referensi
http://blogmhariyanto.blogspot.co.id/2015/10/pasal-jerat-sanksi-hukum-pidana-pelaku.html
http://ragamorganisme.blogspot.co.id/2012/11/bioma-hutan-hujan-tropis.html
http://www.ipapedia.web.id/2015/03/jenis-flora-dan-fauna-di-hutan-hujan.html
http://diversitaspisang.blogspot.co.id/2011/07/3-keanekaragaman-tingkat-ekosistem.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/ciri-ciri-hutan-hujan-tropis