RINGKASAN MATERI KULIAH S3
ILMU LINGKUNGAN
1. Matakuliah : Etika Lingkungan Hidup (bagian I)
a. Pengertian
1. Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari system alam semesta. ... Jadi, dalam model antroposentrisme yang memiliki nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya.
2. Biosentrisme adalah suatu keyakinan bahwa kehidupan manusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan kehidupan seluruh kosmos. Dalam Biosentrisme manusia dianggap sebagai salah satu makhluk hidup dari alam semesta yang mempunyai rasa saling ketergantungan dengan makhluk hidup lainnya di alam semesta. Biosentrisme merupakan teori yang memiliki suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai yang memiliki nilai tertinggi yang lepas dari kepentingan manusia. Jadi biosentrisme bertolak belakang dengan teori antroposentrisme yang menyatakan bahwa hanya manusia dan kepentingannya lah yang mempunyai nilai tertinggi. Teori biosentrisme juga dapat di katakan teori yang memiliki pandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya manusia saja.
3. Ekosentrisme adalah merupakan lanjutan dari biosentrisme yang merupakan teori bahwa makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Sebagai lanjutan, ekosentrisme sering disamakan dengan biosentrisme baik dari sudut pandang maupun dari pengertiannya sendiri, karena adanya banyak kesamaan di antara Biosentrisme Dan Ekosentrisme. Kedua teori Biosentrisme Dan Ekosentrisme sangat bertolak belakang dengan cara pandang teori antroposentrisme yang merupkan teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
4. Ekofeminisme adalah merupakan sebuah bentuk telaah lingkungan yang ingin menggugat dan medobrak cara pandang dominan yang berlaku pada masyarakat modern dan sekaligu menawarkan sebuah cara pandang dan prilaku baru untuk mengatasi krisis lingkungan sekarang ini. Ekofeminisme menawarkan sebuah telaah krisis atas akar dari semua krisis lingkungan dewasa ini. Ekofeminisme juga menawarkan visi-visi alternatif masa depan yang lebih ramah lingkungan.
5. hak azazi alam adalah klaim atas yang dimiliki dan di kuasai sejak awal mula, yaitu sejak adanya entitas. Jadi hak asasi manusia adalah hak manusia yang dimiliki sejak lahir. Demikian pula pola makluk hidup lainnya, sejauh mana menerima bahwa mereka memiliki hak asasi, itu berarti hak tersebut dimiliki sejak mereka lahir, tumbuh dan ada di dalam alam semesta ini. Ini berarti hak tersebut tidak diberikan sehingga tidak boleh dirampas atau di tiadakan oleh siapapun, termasuk oleh pemerintah (negara). Tidak ada pihak lain, termasuk negara, yang boleh merampas hak asasi itu.
b. Perbedaan masing-masing teori etika lingkungan
- Antroposentrisme menyatakan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
- Biosentrisme menyatakan manusia adalah bagian dari alam semesta sehingga manusia memiliki hubungan timbal balik dengan seluruh kosmos (saling ketergantungan). Jadi biosentrisme menolak teori antroposentrisme yang menyatakan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
- Ekosentrisme menyatakan setiap makhluk hidup memiliki nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Menolak teori antroposentrisme dan merupakan kelanjutan dari teori biosentrisme.
- Ekofeminisme sebuah telaah krisis atas akar dari semua krisis lingkungan dewasa ini juga menawarkan visi-visi alternatif masa depan yang lebih ramah lingkungan.
- Hak azazi alam menekankan kepada hak yang dimiliki sejak lahir/sejak adanya entitas setiap makhluk hidup.
c. Faktor penyebab kerusakan lingkungan di negera ini adalah :
- Kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam
Kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor alam. Perubahan kondisi udara, air, tanah dan berbagai faktor abiotik lainnya bisa saja menyebabkan kerusakan lingkungan. Berikut ini beberapa peristiwa alam yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan, antara lain:
· Peristiwa gunung berapi, yaitu aktivitas vulkanisme yang mengakibatkan letusan dan membuat berbagai komponen dalam gunung seperti asap, abu, lahar, lava, debu dan lainnya keluar hingga mengganggu lingkungan hidup di sekitarnya.
· Peristiwa gempa bumi, yaitu aktivitas pergerakan lempengan bumi yang menyebabkan getaran dengan kapasitas tertentu dan bisa menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, tsunami dan berbagai kerusakan lainnya.
· Peristiwa badai dan angin topan.
- Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia
Selain disebabkan oleh faktor-faktor gejala alam, perilaku dan ulah manusia juga menjadi faktor penyebab kerusakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup sekitar kita.
Beberapa perilaku seperti penebangan hutan secara liar, pemanfaatan lahan yang tidak tepat, aktivitas industry perusahaan yang membuang limbah sembarangan, asap knalpot kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut secara langsung dan tidak langsung berdampak pada rusaknya lingkungan hidup di sekitar kita dan mengganggu kehidupan di masa depan.
d. Solusi kerusakan lingkungan di negara ini adalah :
- Upaya pelestarian lingkungan hidup
Agar kehidupan yang seimbang dan berjalan dengan baik bisa dirasakan hingga kemudian hari, maka kita perlu mengupayakan pelestarian lingkungan hidup dengan maksimal. Caranya yaitu dengan:
· Menghindari berbagai perilaku yang dapat mencemari lingkungan.
· Membuang sampah pada tempatnya atau mendaur ulang bahan-bahan sampah yang dapat dijadikan berbagai jenis barang berguna.
· Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor untuk mencegah polusi dan pencemaran udara.
· Melakukan penghijauan di berbagai tempat dan pusat kota.
· Menanamkan sikap peduli dan prihatin terhadap kondisi lingkungan hidup sekitar pada keluarga supaya lebih menghargai dan mencintai lingkungannya.
- Upaya penegakan hukum lingkungan hidup.
Khususnya kerusakan alam oleh ulang tangan manusia harus diberikan sanksi hukuman.
- Pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus mengeluarkan RTRW (Ruang Tata Ruang Wilayah) yang wajib dipatuhi oleh semua pihak.
2. Matakuliah : Etika Lingkungan Hidup (bagian II)
Penerapan etika lingkungan dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup yang terus terjadi seperti banjir, kebakaran hutan, sampah dan limbah.
a. Kerusakan Hutan
Upaya untuk memulihkan hutan yang rusak adalah sebagai berikut:
(1) dalam jangka pendek adalah penegakan hukum. Hal ini sangat penting untuk mencegah praktek-praktek ilegal logging dan perambahan hutan yang semakin luas.
(2) Hendaknya kegiatan pembangunan memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini seringkali dilanggar oleh pelaksana pembangunan.
(3) Upaya penanaman kembali hutan yang telah rusak. Penghijauan telah dilakukan namun belum efektif memulihkan kondisi hutan.
(4) Dalam jangka menengah dapat dilakukan sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang dewasa terutama yang tinggal di sekitar hutan lindung dan konservasi.
(5) Dalam jangka panjang pendidikan lingkungan menjadi salah satu pelajaran muatan lokal baik di SD, SMP, SLTA maupun di perguruan tinggi.
b. Penurunan keanekaragaman hayati
Upaya untuk mencegah punahnya flora dan fauna langka tersebut antara lain adalah:
(1) konservasi in-situ: upaya pelestarian flora dan fauna langka beserta ekosistemnya di kawasan konservasi. Contoh, Luas hutan konservasi di Bengkulu adalah 426.203,23 ha.
(2) konservasi ex-situ: UNIB telah mencoba membiakan Raflesia alnordi dengan menggunakan kultur jaringan, tapi belum berhasil.
(3) program penangkaran satwa langka.
(4) Penyuluhan tentang penangkaran satwa secara intensif.
(5) Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang keanekaragaman hayati dan manfaatnya bagi masyarakat.
(6) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
(7) Memasukkan keanekaragaman hayati ke dalam kurikulum SD, SMP, SMU serta perguruan tinggi.
(8) Memperluas habitat satwa liar.
c. Kualitas air
Pengolahan air di PDAM saat ini memerlukan cukup banyak tawas yang berfungsi sebagai pengikat partikel lumpur. Nilai zat padat tersuspensi dan nilai kekeruhan yang tinggi ini disebabkan oleh aktivitas lain di hulu sungai. Air yang digunakan oleh PDAM juga terindikasi tercemar batubara. Air sumur di daerah peternakan ayam mengandung banyak Ecoli yang sangat tinggi. Praktek pemotongan liar juga masih marak dilakukan oleh masyarakat, sehingga dapat menurunkan kualitas air. Kerusakan hutan juga dapat menurunkan mutu air sebagai akibat peningkatan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi serta kekeruhan. Kerusakan hutan juga disinyalir sebagai salah satu sebab turunnya volume air di danau Dendam.
d. Pengaruh industri
· Meskipun industri masih belum banyak tetapi perencanaan pembangunan industri selanjutnya harus memperhatikan aspek lingkungan. Selama ini, pembangunan industri kurang memperhatikan aspek lingkungan.
· Aktivitas industri yang paling besar adalah penambangan batubara dan indutri pertanian (perkebunan). Penambangan batubara mempengaruhi mutu air di DAS Bengkulu-Lemau, DAS Seluma Atas dan DAS Dikit Seblat. Pengaruh industri batubara antara lain meningkatkan zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air yang dapat menurunkan pH. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara pengolahan limbah yang standard dan minimisasi kebakaran.
· Perkebunan terutama karet dan kelapa sawit. Akibat aktivitas ini terjadi peningkatan senyawa organik pada air, adanya sisa-sisa pestisida di DAS, peningkatan zat pada tersuspensi dan terlarut, peningkatan kadar amonia, peningkatan kadar minyak dan lemak, mempengaruhi pH dll. DAS yang terkena aktivitas ini adalah DAS Dikit Seblat, DAS Bengkulu-Lemau, badan sungai Pisang (Ipuh), sungai Betung (Muko-muko), sungai Simpang Tiga (Tais), sungai Bengkulu, dan sungai Sinaba (Ketahun).
e. Persampahan
Solusi permasalahan sampah antara lain sebagai berikut:
(1) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, keadaan lingkungan permukimana.
(2) Program pengelolaan sampah permukiman.
(3) Dimasukkan ke dalam kurikulum SD, SPM, SMA.
Upaya yang telah dilakukan :
- lomba semacam bangunpraja tingkat desa.
- Pilot project pengolahan sampah. Sayang tidak berlanjut.
- Program adipura.
- Lokakarya tentang pengelolaan sampah kepada kepala desa dan camat.
- Adanya Perda yang mengatur persampahan, tapi belum dijalankan secara efektif.
f. Pelestarian lingkungan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar masyarakat berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan antara lain:
(1) tingkat pendidikan.
(2) Peningkatan penghasilan.
(3) Pengetahuan tentang kearifan lokal.
(4) Penerapan sistem pertanian konservasi (terasering, rorak – tanah yang digali dengan ukuran tertentu yang berfungsi menahan laju aliran permukaan–, tanaman penutup tanah, pergiliran tanaman, agroforestry, olah tanam konservasi – pengolahan yang tidak menimbulkan erosi.
g. Pemanasan global
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak akhir abad 18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar 0,4 – 0,8°C. Para ilmuwan memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan meningkat menjadi 1,4 – 5,8°C pada tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai peningkatan yang pernah terjadi sebelumnya.
3. Matakuliah : Ekologi, Ekosistem lahan basah (Wetland) Bagian I
a. Ekosistem lahan basah secara komprehensif adalah wilayah daratan yang digenangi air atau memiliki kandungan air yang tinggi, baik permanen maupun musiman. Ekosistemnya mencakup rawa, danau, sungai, hutan mangrove, hutan gambut, hutan banjir, limpasan banjir, pesisir, sawah, hingga terumbu karang. Lahan ini bisa ada di perairan tawar, payau maupun asin, proses pembentukannya bisa alami maupun buatan.
Lahan basah memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Ekosistemnya menyediakan air bersih, keanekaragaman hayati, pangan, berbagai material, mengendalikan banjir, menyimpan cadangan air tanah, dan mitigasi perubahan iklim.
b. Fungsi ekosistem lahan basah :
- Fungsi daerah resapan air
· Memperbaiki kualitas air, dengan cara menahan unsur hara, sampah-sampah organik dan kiriman endapan yang terjadi akibat run off.
· Mengurangi pengaruh buruk banjir, yang langsung ke muara dengan menahan air tersebut dan melepaskannya pada musim kering.
· Melindungi daerah-daerah pinggiran atau pesisir dari kemungkinan erosi.
· Memulihkan kembali persediaan air tanah yang berpotensi kekurangan air pada musim kering
· Penyedia makanan dan produk lain, misalnya ikan untuk manusia baik untuk konsumen sendiri atau diperdagangkan.
· Cagar alam, termasuk untuk jenis jarang dan terancam punah, tempat mencari makan, berkembang biak, dan tempat istirahat.
· Menambah peluang untuk rekreasi, melihat burung, berburu burung laut, potografi dan pendidikan luar.
- Fungsi keanakaragaman hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas bukanlah sekedar angka yang menunjukkan kekayaan jenis tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, tetapi lebih luas mencakup variasi, variabilitas dan keunikan genetik (gene), jenis (spesies) dan ekosistemnya. Beragamnya agroekologi lahan rawa menyebabkan beragamnya keanekaragaman hayati termasuk flora dan memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan, tanaman buah-buahan maupun tanaman obat-obatan. Hutan yang digenangi air bersifat musiman ataupun permanen ini memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Jenis flora yang sering terlihat memenuhi hutan perairan ini seperti ramin (Gonystylus sp), terentang (Camnosperma sp.), durian burung (Durio carinatus), kayu putih (Melaleuca sp), sagu (Metroxylon sp), pandan, palem-paleman, rotan dan berbagai jenis lainnya. Sedangkan faunanya yang tidak jauh berbeda dengan yang ada pada hutan di darat, seperti harimau (Panthera tigris), rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus porosus), Orang utan (Pongo pygmaeus), babi hutan (Sus scrofa), badak, musang air, gajah dan berbagai jenis ikan.
- Fungsi rosot karbon
Gambut memendam karbon dalam berbagai bentuk senyawa organik, Seperti
selulose, hemiselulose, gula, protein, lignin, asam-asam organik, dan senyawa humik. Gambut dalam ekosistem berfungsi sebagai rosot (sink) karbon. Daya memendam C. berkaitan dengan laju pertumbuhan gambut. Makin cepat pertumbuhannya, makin besar daya gambut memendam C.
- Fungsi pengelolaan limbah pencemar
1. Menghilangkan logam berat yang mencemari tanah dan air tanah, seperti yang dilakukan di New Zealand, lokasi : Opotiki, Bay of Plenty. Membersihkan tanah yang tercemar cadmium (Cd oleh penggunaan pesticida) dengan menanam pohon poplar.
2. Membersihkan tanah dan air tanah yang mengandung bahan peledak (TNT, RDX dan amunisi militer) di Tennese, USA, dengan menggunakan metode wetland yaitu kolam yang diberi media koral yang ditanami tumbuhan air dan kemudian dialirkan air yang tercemar bahan peledak tersebut.. Tumbuhan yang digunakan seperti: Sagopond (Potomogeton pectinatus), Water stargas (Hetrathera), Elodea (Elodea Canadensis) dan lain-lain.
3. Pengolahan limbah domestik dengan konsep fitoremediasi dengan metoda Wetland, seperti yang diterapkan di beberapa tempat di Bali dengan sebutan wastewater garden (WWG) atau terkenal dengan Taman Bali seperti yang terlihat di Kantor Camat Kuta, Sunrise School, dan Kantor Gubernur Bali. Wetland ini berupa kolam dari pasangan batu kemudian diisi media koral setinggi 80 cm yang ditanami tumbuhan air (Hydrophyte) selanjutnya dialirkan air limbah (grey water dan effluent dari septictank). Air harus dijaga berada pada ketinggian 7 cm atau 10 cm dibawah permukaan koral agar terhindar dari bau dan lalat/serangga lainnya.
- Fungsi penyanggah perubahan iklim
Pemeliharaan lahan basah sangat strategis dalam mengadaptasi terjadinya perubahan iklim akibat global warming yang disebabkan oleh kerusakan lahan basah. Pemerintah harus mempertahankan keberadaan lahan basah. Jika dibiarkan terbakar atau rusak maka akan melahirkan karbon beracun yang memicu global warming.
c. Fungsi sosial ekonomi dari ekosistem lahan basah.
- Pemeliharaan ikan pada lahan basah dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Mempertahankan lahan basah dan dimanfaatkan tempat pemeliharaan ikan memiliki nilai ekonomi kepada masyarakat sekitarnya.
- Penanaman pohon sagu yang silih berganti dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
4. Matakuliah : Ekologi, Ekosistem lahan basah (Wetland) Bagian II
a. Ekologi lahan basah
- Definisi lahan basah
wilayah daratan yang digenangi air atau memiliki kandungan air yang tinggi, baik permanen maupun musiman. Ekosistemnya mencakup rawa, danau, sungai, hutan mangrove, hutan gambut, hutan banjir, limpasan banjir, pesisir, sawah, hingga terumbu karang.
Menurut Poniman dkk (2006), wilayah lahan basah memiliki beberapa karakteristik yang
unik yaitu:
1. Merupakan dataran rendah yang membentang sepanjang pesisir,
2. Merupakan wilayah yang mempunyai elevasi rendah,
3. Beberapa tempat dipengaruhi oleh pasang surut untuk di wilayah dekat dengan pantai,
4. Dipengaruhi oleh musim yang terletak jauh dari pantai,
5. Sebagian besar wilayah ini tertutupi dengan gambut.
- Definisi Ekologi
ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
- Fungsi ekologi lahan basah
Fungsi Ekologi Lahan Basah Cenderung Mengarah Pada Jasa
a. Lahan basah sebagai HABITAT
Merupakan habitat berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang bernilai ekonomis (i.e padi; ikan arwana; dll) Data menunjukkan, dari 179 spesies yang dilindungi, menurut Wetland Data Base PHPA/Wetland International, sebagian besar berhabitat di lahan basah. Daerah seperti mangrove merupakan tempat mencari makan burung migran yang singgah dan masuk dalam konvensi pelestarian spesies migran (Bonn convention)
b. Lahan Basah sebagai PENGATUR FUNGSI HIDROLOGI