MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR PADA ANAK

 

Sebelum kita mulai tentang pembahasan menumbukan semangat belajar pada anak, mungkin baiknya kita bahas dulu apa itu artikel. Menurut Wikipedia Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Jadi secara singkatnya adalah sebuah karangan tertulis yang memberikan informasi tertentu dengan ulasan point khusus secara lengkap.

Dan jika berniat untuk membuat artikel tentang pendidikan maka anda bisa mengambil banyak sekali judul. Misal membahas system pendidikan, guru, peserta didik. Physicology dari peserta didik dsb yang akan bermuara pada seputar pendidikan itu sendiri. Dibawah ini adalah sebuah artikel dengan tema pendidikan yang membahas khusus pada semangat belajar anak.

Manusia adalah seorang pembelajar sejati dimana dia akan selalau mempelajari lingkungan terus menerus baik secara langsung sebagai informasi atau sebagai bekal dia beradapatasi. Dan pembelajaran ini dimulai dari hal sederhana ketika anak masih kecil seperti ketika dia belajar merasakan benda, berjalan atau bicara. Akan tetapi kebanyakan orang tua masih belum mengerti bahwa bagaimana kita menyikapi proses pembelajaran waktu kecil ini sangat berarti untuk pembelajaran di kemudia hari. Pada umumnya masih sering proses pembelajaran pada saat anak anak mendapat perlakuan respon yang kurang baik. Baik ketika mereka sedang belajar merasa dengan mulutnya, ketika mereka belajar berjalan, atau kita mereka belajar berbicara yang belum paham mereka mengerti arti kata kata tersebut.

 

Ketika sudah mulai berbicara dan banyak bertanya, jawaban yang didapatpun tidak memuaskan dan bahkan cenderung menyakiti rasa keingin tahu si anak. mungkin ini karena faktor kelelahan saat mengasuh atau capek memberikan penjelasan yang berulang-ulang. Biasanya anak saat melihat barang baru di rumah dan anak cenderung ingin mengetahui lebih dekat dan memegangnya,  namun respon orang-orang dewasa di sekelilingnya malah menjauhkan barang tersebut karena takut rusak atau mencederai anak. Dari  pemaparan diatas sudah ada yang mengerti kenap anak malas belajar?

Lalu kasus lain adalah ada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, sebut saja Toni. Orang tuanya mengeluhkan anaknya tidak suka belajar dan sudah mendapat peringatan dari gurunya. Namun ketika Toni ditanya tentang hobinya, dia dengan sigap menjawab hobinya adalah sepak bola, dan tim kegemarannya adalah Arsenal. Bahkan dia hafal seluruh pemain inti dan pemain cadangan. Siapa pelatih dan assistennya, nomor punggung pemain, tanggal ulang tahun serta daftar pencetak gol, pemberi assist dan poin klasemen liga beserta urutannya. Luar biasa bukan? Ini menunjukan tidak ada masalah dengan otak Toni. Masalahnya datang dari sumber yang lain.

 

Ok, melihat kasus tersebut jelas permasalahnya buka karena Toni bodoh namun tidak ada ketertarikan mempelajari pelajaran tersebut. Tentu ini perlu diberi respon yang benar sehingga tidak mendapatkan perlawanan dan bisa membuat anak semangat untuk belajar. Tahap pertama perbaikan adalah dari orang tuanya terlebih dulu. Untuk anak sekecil itu, orang tua memegang peranan penting dalam masa tumbuh kembang anak serta membantu sekali untuk mengatasi masalah anak. Lalu komunikasi dengan cinta dalam setiap didikannya.

 

Seorang pakar pendidikan, Timothy Wibowo, memberikan beberapa kiat supaya anak bisa menjadi rajin dan mudah belajar di sekolah. Berikut tipsnya:

 

  1. Saat anak pulang sekolah, tanyakan apa saja hal menyenangkan hari itu. Otomatis anak akan mencari hal-hal menyenangkan di sekolah dan secera tidak langsung membentuk mindset anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
  2. Ketika anak tidur masukan sugesti positif dengan mengatakan bahwa belajar adalah hal menyenangkan. Belajar sama menyenangkannya dengan bermain atau berhitung dan menghafal itu sangat mudah. Ini salah satu bentuk hypnosleep positif pada anak.
  3. Jelaskan guna materi pelajaran yang sedang dikerjakan. Sesuaikan penjelasan dengan materi anak, misalnya dengan belajar perkalian, maka anak dapat menghitung jumlah koleksi mainannya atau menghitung sendiri harga action figure di sebuah supermarket dan membandingkannya dengan harga di mall lain. Atau jika mahir bahasa Jepang maka menonton anime tak perlu menggunakan subtitle dan dapat membaca komik aslinya yang langsung yang berbahasa Jepang.
  4. Mintalah guru lesnya untuk sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak hebat dan luar biasa. Pujian tulus dan memacu semangat anak untuk belajar lebih penting daripada diajari macam-macam teknik berhitung dan menghafal cepat. Mintalah bantuan orang sekitar termasuk guru untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri sianak.
  5. Bila anak masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, pangkulah si anak saat membacakan dongeng. Posisikan anak di posisi nyaman dan memudahkan kita untuk memberikan ciuman serta pelukan kasih sayang. Tujuannya supaya anak dapat menghubungkan sensasi menyenangkan antara membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua.
  6. Buatkan surat rahasia untuk anak lalu kita bisa mengatakan bahwa hanya kita dan si anak yang mengetahui tentang surat tersebut dan isinya. Isi suratnya bisa kata-kata semangat untuk anak dalam kegiatan belajar mengajar, sekolahnya atau hal lain yang dapat membangkitkan semangat anak.

 

Dari 6 point tahapan untuk member semangat belajar kepada anakan Intinya adalah kerjasama berbagai pihak dalam menyuntikan rasa percaya diri untuk anak dalam batas wajar. Karena point diatas jika dilakukan secara berlebihan justru akan berdapat yang tidak baik untuk anak. Lihat perkembangan pembelajarannya sehingga bisa disesuaikan. Jika sudah mulai muncul semangat belajar sianak maka 50% sudah berhasil

http://mediapembelajaraneffektif.blogspot.co.id/2015/12/contoh-artikel-pendidikan-menumbuhkan.html