Untuk memudahkan penemuan kebali, semua buku pustaka yang diterima perpustakaan dikelompokkan berdasarkan pokok masalah / subjek. Sistem klasifikasi ini bermacam-macam, antara lain; sistem Dewey Decimal Classification / DDC, Universal Decimal Classification / UDC, serta Library of Congress Clasification / LCC dan perluasannya.
Bagi perpustakaan desa, umum dan sekolah dapat menggunakan buku Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey untuk buku-buku umum. Untuk buku-buku Islam dapat menggunakan Pedoman Klasifikasi Islam dengan kode 2X0. Agar praktis dan mudah dapat digunakan buku Petunjuk Klasifikasi Perpustakaan Madrasah & Sekolah Islam.
Sistem Klasifikasi ini ditemukan oleh orang Amerika bernama Kossuth Melville Dewey pada tahun 1873 dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1876 yang terdiri dari 52 halaman. Pada sistem ini, ilmu pengetahuan dibagi menjadi 10 ( sepuluh ) kelompok yang dinyatakan dengan notasi / tanda / simbol yang berupa angka desimal sebagai berikut.
000 - Karya umum
100 - Filsafat
200 - Agama
300 - Ilmu Sosial
400 - Bahasa
500 - Ilmu-ilmu Murni
600 - Ilmu-ilmu Terapan / Teknologi
700 - Kesenian dan Olahraga
800 - Kesusastraan
900 - Seajarah, biografi dan geografi
Pengelompokan di atas disebut sebagai kelas utama / main classes.
Kemudian, masing-masing kelas utama itu dibagi lagi menjadi divisi atau pebagian kedua, misalnya pada notasi angka: 300 – Ilmu-ilmu Sosial.
300 - Ilmu-ilmu Sosial
310 - Statistik
320 - Ilmu Politik
330 - Ilmu Ekonomi
340 - Ilmu Hukum
350 - Administrasi Negara
360 - Masalah-masalah Sosial
370 - Pendidikan
380 - Perdagangan
390 - Adat-istiadat dan Kebiasaan
Pada tiap-tiap divisi ini dibagi lagi menjadi seksi atau pembagian ketiga, misalnya notasi 370 – Pendidikan.
370 - Pendidikan
371 - Hal-hal Umum tentang Pendidika
372 - Pendidikan Dasar
373 - Pendidikan Lanjutan
374 - Pendidikan Orang Dewasa
375 - Kurikulum
376 - Pendidikan Kaum Wanita
377 - Sekolah dan Agama
378 - Pendidikan Tinggi
379 - Pendidikan dan Negara
Sesuai dengan pekembangan ilmu pengetahuan yang menuju pada spesifikasi, maka angka atau notasi tersebut dapat dibagi lagi menjadi lebih kecil atau spesifik.
Pada sistem klasifikasi Dewey tersebut, pustaka Islam hanya diberi notasi / simbol 297. Padahal, ilimu-ilmu Isalam sangat banyak sehingga perlu adanya sistem klasifikasi tersendiri. Memang dalam sejarah perkembangan klasifikasi Islam ini terdapat beberapa versi hingga akhirnya lahirlah Surat Keputusan Bersama Menteri P dan K Nomor: 159 / 1987 dan Nomor: 0543C/U/1987 dengan judul “Adaptasi dan Perluasan DDC Seksi Agama Islam”. Dalam sistem tersebut, koleksi tentang Islam diberi notasi 2X0 sebagai berikut.
2X0 - Islam ( Umum )
Gunakan 2X0.001 – 2X0.0008 untuk subdivisi standar, misalnya
2X0.000 16 Indek Islam
000 2 Aneka Ragam
000 7 Studi dan Pengajaran
2X0.0 – 2.9 Islam dan Ilmu Pengetahuan
Tambahkan 001-008 pada dasar 2X0 misalnya;
2X0.01 Islam dan Kemanusiaan
2X0.02 Islam dan Buku
2X0.03 Islam dan Ilmu Pengetahuan
2X0.07 Islam dan Materialisme
2X0.32 Islam dan Politik
Ringkasan Pertama
2X1 Alquran dan ilmu terkait
2X2 Hadis dan Ilmu terkait
2X3 Aqaid dan ilmu kalam
2X4 Fiqh
2X5 Akhlak dan tasawuf
2X6 Sosial dan Budaya
2X7 Filasafat da perkembangan
2X8 Aliran dan sekte
2X9 Sejarah Islam dan modernisasi
Notasi tersebut menunjukkan subjek yang masih umum atau belum rinci. Kemudian, sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu Islam, maka notasi-notasi itu dibagi lagi menjadi subjek yang lebih kecil, misalnya
2X1 - Alquran dan Ilmu terkait
2X1.1 - Ilmu-ilmu Alquran
2X1.2 - Alquran dan terjemahannya
2X1.3 - Tafsir Alquran
2X1.4 - Kumpulan ayat-ayat dan surat-surat tertentu, misalnya majmu` syarif
2X1.5 - Kritikan dan komputer mengenai Alquran
2X1.6 - Cerita atau kisah dari Alquran
Dari masing-masing notasi tersebut masih dibagi lagi menjadi rincian yang lebih kecil, misalnya notasi: 2X1.1 – Ilmu-ilmu Alquran
2X1.1 - Ilmu-ilmu Alquran
2X1.11 - Turun / nuzulul Quran; disini bisa dimasukkan ayat-ayat Makiyah dan
Madaniyah
2X1.12 - Ilmu-ilmu qiroat
2X1.121 - Tajwid
2X1.122 - Macam-macam qiroat
2X1.129 - MTQ/ Musabakoh Tilawatil Quran, MHQ / Musabakoh Hifzil Quran
2X1.13 - Bahasa Alquran
2X1.14 - I`jazul Quran
2X1.15 - Nasikh dan mansukh
2X1.16 - Sejarah Alquran
Agar dalam penentuan subjek buku dapat lebih tepat, maka perlu dipahami judul, daftar isi, pendahuluan, serta membaca dari bab ke bab berikutnya, dan dari subbab ke subbab berikutnya. Selain itu juga perlu dibaca beberapa halaman agar lebih mengetahui garis besar isi buku.
Dituliskan kembali oleh: Nurhasfi
A GREAT MAN ON THE TOWER
Oleh : Richard Paul Evans
Terjemahan oleh Nurhadi Husin pada 17 Desember 2010 pukul 22:57 ·
Pada zaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang berambisi untuk menjadi seorang yg hebat. Dia berkonsultasi dengan seorang bijak untuk mendapatkan beberapa nasehat. Dia dinasehati bahwa untuk menjadi seorang yang hebat, semua orang harus dapat melihat kamu. oleh kerena itu, pada suatu hari dia membangun sebuah menara kayu yang tinggi. Menara itu dikerjakannya dengan kerja keras, mencari kayu balok sendiri sampai cukup selama beberapa hari, mengerjakan menara dengan keahlian nya secara kerja keras. Walhasil, menara sudah selesai. Pemuda ini naik keatas menara dan berdiri sambil berteriak; Woi, ini saya orang hebat/ pemimmpin sukses. sehingga dengan mudah dia terlihat oleh orang banyak. saat dia melihat kebawah dia melihat orang lain kecil semuanya,tetapi saat orang lain melihat dia dari kejauhan dia juga kelihatan kecil.
Hanya ada tempat untuk satu orang diatas menara yg dia bangun tersebut dan dia sangat kesepian. pada suatu hari seekor burung datang memberi kabar padanya bahwa didesa ada seorang gadis yang cantik. Maka pemuda tadi datanglah menemui gadis tersebut, dia terkejut alangkah sederhananya gadis itu. gadis cantik tadi berbicara pada pemuda itu, bahwa dia sangat kesal melihat laki laki diatas menara tersebut, gadis itu juga menasehati bahwa untuk menjadi orang hebat bukan sekedar untuk dilihat olreh orang banyak, melainkan mampukan seseorang itu melihat orang lain dalam kenyataan.
Selanjutnya pada suatu hari dia melihat anak kecil ingin memanjat tower, ingin pula seperti pemuda diatas menara. Pemuda tadi melihat anak kecil itu dan berusaha mencega kerena pemuda tadi sudah menyadari kesalahannya. Untuk menjadi orang yang lebih hebat bukan berati harus lebih tinggi posisinya dari yang lain tetapi mengangkat yang lain lebih tinggi, akhirnya dia mengkampak menara sehingga roboh. dia beri kayu menara pada orang orang yang memerlukannya. ternyata saat dia memberi dengan gratis dan menghabiskan waktu bersama orang lain itulah barulah dia benar benar menjadi seorang yang hebat.
- Coba pahami cerita diatas, kemudian beri pendapat anda tentang pesan tersurat atau tersirat dalam cerita tersebut, hubungkan dengan hal kepemimmpinan.
- Anda barangkali punya tambahan nasehat tentang prilaku seorang pemimmpin masa depan, sampaikan depan forum diskusi anda!