ANAK ADALAH TITIPAN ALLAH

ANAK ADALAH TITIPAN ALLAH

Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?id=255867907876434&story_fbid=638679372815686

 

Anak adalah titipan Allah yang harus diberi pendidikan yang baik dan benar. Maka peran orangtua sangat besar dalam mendidik anak apabila menginginkan anaknya menjadi anak shaleh dan shalehah. Islam sudah memberikan contoh pendidikan yang benar untuk anak. Dalam mendidik anak contoh yang paling baik adalah pendidikan yang diberikan oleh Nabi Luqman. Nasihat Nabi Luqman dalam mendidik anaknya diabadikan dalam Alquran, yang mana Alquran adalah petunjuk yang benar bagi umat manusia.

Setidaknya ada 10 hal yang bisa kita ajarkan kepada anak terutama dalam pendidikannya. Karena pendidikan ini tidak akan didapatkan di bangku sekolah negeri. Apa saja 10 hal nasihat Nabi Luqman dalam mendidik anaknya, agar anak menjadi anak shaleh dan shalehah

1. Mendidik dan mengajarkan anak agar tidak menyekutukan Allah Ta'ala

Pada pembelajaran pertama ini, hal ini adalah hal yang pokok dan utama. Karena hal tersebut adalah kunci masuk surga. Menyekutukan Allah adalah termasuk dosa syirik yang besar yang tidak akan diampuni oleh Allah Ta'ala. Oleh karena itu para orangtua sebaiknya menguasai dan mempraktekkan untuk tidak menyekutukan Allah Ta'ala. Karena banyak hal-hal kecil yang ternyata masuk dalam kategori syirik. Adapun nasihat Nabi Luqman

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Q.S. Luqman:13)

Berilah pondasi yang kuat kepada anak kita. Didiklah anak untuk tidak bergantung kepada makhluk Allah, jadikan ia insan yang mandiri dan yakin kepada Allah Ta'ala terhadap berbagai macam urusannya.

2. Mendidik anak agar berbuat baik kepada kedua orangtua

Orangtua memiliki jasa yang besar untuk anak-anaknya. Banyak pengorbanan yang telah diberikan untuk mendidik anaknya. Baik itu ketika masih bayi hingga dewasa. Oleh karena itu sudah selayaknya anak berbakti kepada orangtua. Tapi kebanyakkan fenomena jaman sekarang banyak para anak-anaknya menelantarkan para orangtuanya ketika sudah memasuki usia senja. Contoh teladan yang bisa kita berikan dalam mendidik anak adalah dengan mengajak anak untuk sering silaturahim kepada kakek dan neneknya.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."( QS.Luqman: 14)

3. Mendidik anak dalam ketaatan dan kebaikkan

Meskipun title nya orangtua, tapi masih banyak perilaku para orangtua jauh dari kebaikkan. Para orangtua menyuruh anaknya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat agama Islam. Maka si anak boleh untuk menolak ajakan dari orangtua namun tetap menjaga tali silaturahim.

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik"(QS. Luqman: 14)

4. Mendidik anak untuk mengikuti jejak orang-orang shaleh

Banyak teladan-teladan orang shaleh yang bisa kita ajarkan kepada anak kita. Mengikuti jejak orang shaleh tentu akan lebih selamat dan banyak mendatangkan kelapangan baik itu ketika di dunia ataupun ketika di akherat. Ajarkan kebaikkan yang sesuai dengan generasi salaf.

"Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."(QS. Luqman: 15)

5. Mendidik anak bahwa semua amal perbuatan akan dibalas oleh Allah Ta'ala

Memberikan contoh yang baik kepada kepada anak merupakan hal yang sangat dianjurkan. Kita bisa melatih anak kita untuk senantiasa membalas kebaikkan orang lain kepada kita. Hal ini akan memberi pengertian kepada anak bahwa semua kebaikkan pasti akan dibalas. Ketika ini diajarkan kepada anak maka anak akan lebih berhati-hati dalam berbuat.

(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui."(Qs Luqman: 16)

6. Mendidik anak untuk mendirikan shalat 5 waktu

Shalat adalah tiangnya agama, ketika shalat ditinggalkan maka agama bisa jadi akan runtuh. Oleh karena itu ajarkan anak dari kecil untuk mendirikan shalat. Kita bisa melatihnya dengan mengajaknya shalat jamaah di masjid. Berilah pukulan ringan ketika anak tidak mau mengerjakan shalat. Shalat akan melatih anak untuk disiplin.

"Hai anakku, dirikanlah solat" (Qs, Luqman:17)

7. Mendidik anak beramar ma'ruf dan nahi mungkar

Didiklah anak kita dengan mengajarkan kebaikkan, bisa dengan berinfaq, sedekah, kegiatan sosial masyarakat, membantu yang lemah dan lain sebagainya. Beritahukan kepada anak apabila ada perbuatannya yang tidak baik. Hal ini akan bisa memberikan dampak positif. Biasanya anak juga akan memberikan nasihat kepada temannya ketika melihat temannya berbuat buruk.

"dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar" (Qs. Luqman : 17)

8. Mendidik anak untuk bersabar terhadap ujian

Setiap manusia pasti memiliki permasalahan baik itu masalah kecil ataupun masalah besar. Ketika ada ujian yang sedang mendera, hal yang terbaik adalah dengan bersabar. Berikan pengertian dan penjelasan ketika si anak memiliki masalah. Berilah contoh solusi konkrit agar anak terlatih sejak usia dini. Karena semua manusia akan menghadapi persoalan hidup.

"Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."(QS. Luqman:17)

9. Mendidik anak untuk tidak sombong dan takabbur

Biasakanlah anak tumbuh kembang dengan jiwa penuh rendah hati. Banyak cara bisa kita contohkan yaitu dengan tidak memilih teman yang miskin dan teman yang kaya. Semua sama-sama teman yang harus tetap dipergauli dengan baik. dan masih banyak cara lain yang bisa kita ajarkan.

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (kerana sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."(Qs. Luqman: 18)

10. Mendidik anak untuk bersikap pertengahan dalam segala urusan dan senantiasa berbuat baik

Bersikap berlebihan adalah tidak baik dan sebaliknya pula bersikap meremehkan juga tidak baik. Ada sikap pertengahan yang bisa dilakukan. Misalnya, adab ketika berjalan, berbicara dan lain sebagainya. Berilah contoh yang baik kepada anak.

"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."(Qs. Luqman 19)

Itulah 10 hal yang wajib diajarkan kepada anak agar anak tumbuh kembang menjadi anak yang baik. Mendidik anak bukanlah pekerjaan ringan, dibutuhkan keseriusan dan teladan. Dan sebaik-baik teladan adalah teladan yang diberikan Nabi Luqman dalam mendidik anaknya. 
http://www.alhimmah.org/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/anak-adalah-titipan-dari-allah.htm#.U8YsxUBmKM8

Nenek itu terlihat lagi di jalan, sudah beberapa kali ini saya berjumpa dengannya, nenek itu berkebangsaan Rusia dan sudah lama tinggal di Jerman. Namun tak pernah saya lihat dia bersama dengan suami atau anaknya.

 

Seperti biasa saya segera menghapirinya dan mengulurkan tangan saya, untuk berjabat tangan. Dia langsung menyambutnya dengan senyuman yang begitu manis, sambil memegang erat tangan saya dia berkata " Du bist noch yung " (kamu masih muda ), dengan suara yang hampir tidak terdengar dan wajahnya nampak terlihat agak muram. Lalu dia meneruskan ceritanya " Saya sudah tua, umur saya sudah 81 tahun, suami saya sakit dan tidak bisa lagi di ajak jalan-jalan, sedangkan anak saya sibuk sekali. " Ooo rupanya itu yang hendak dia ceritakan pada saya, namun setelah semua cerita itu selesai, wajahnya kembali ceria lagi, sambil memandangi anak saya satu persatu.

 

Tidak lama kemudian saya berpamitan, karena saya harus segera pergi. Di dalam mobil saya masih terus saja terbayang wajahnya, mungkin nenek itu ingin sekali di temani setiap saat jalan-jalan, atau mungkin sekedar untuk mendengarkan cerita-ceritanya. Saya jadi teringat kedua Orang tua saya yang sudah renta, beliau berada jauh di negri sebrang, saya tidak dapat memperhatikannya setiap saat.

Mungkin di saat tua inilah beliau membutuhkan kasih sayang, teman untuk bercerita, teman untuk mengeluh dan teman untuk mengajaknya jalan-jalan pagi.

Oh…Ibu maaf kan anak mu yang mungkin belum sempat membahagiakan mu, saya tengok anak-anak saya satu-persatu yang duduk di belakang, mereka berebut bicara untuk mengatakan kalau nenek tadi adalah, nenek dari temannya yang biasa bermain bersamanya.

 

 

Dulu ketika saya masih di Kassel dan harus menjalani Operasi, saya juga bertemu dengan seorang nenek yang mengeluhkan tentang anak-anaknya pula, kebetulan saya satu kamar dengannya. Dia mengatakan pada saya, " sekarang anak-anak kamu masih kecil-kecil dan masih nurut, serta masih memberi perhatian pada kamu, tapi nanti kalau anak kamu sudah besar, maka mereka tidak akan perduli lagi dengan kamu. Ini, contohnya saja saya, sudah seminggu saya berada di rumah sakit tidak ada satupun anak saya yang membesuk saya " sambil mengusap air matanya, nenek itu seakan tenang telah mendapat tempat untuk melepas semua kesedihannya.

Tanpa sengaja saya langsung berkata, " anggaplah saya anak kamu, saya akan memanggil kamu Ibu " terlihat wajahnya begitu ceria dan bahagia sekali, saya juga tidak menyangka, saya begitu entengnya mengatakan hal itu.

Saya berdoa semoga anak saya tidak seperti yang dia katakan, semoga anak-anak saya menjaga saya di hari tua, dan mentalkin saya ketika tugas saya di dunia ini telah berakhir, Semua itu sebenarnya tergantung dari bagaimana kita sebagai Orang tua mendidik anak-anak kita sejak kecil.

Ada beberapa teman saya yang berpendapat, bahwa anak-anak itu tidak boleh di larang, biarkan anak-anak kita bermain dengan senang, dan mengekspresikan kesenangannya. Padahal ketika dulu saya masih tinggal di Braunschweig, ada seorang Ustadz yang datang dan berceramah untuk kita-kita tentang pendidikkan anak dalam Islam, Beliau mengatakan :

" Anak-anak itu bagaikan kertas putih, bila kita menuliskan sesuatu pada kertas itu dan salah, ketika kita hapus maka akan ada bekas, walaupun mungkin tidak begitu terlihat, demikian juga halnya dengan anak-anak, mereka akan terus menyimpan semua yang terjadi di masa kecil, apa lagi bila si anak tidak di atur dan tidak di didik dengan baik, maka memori yang dia simpan adalah memori itu sampai si anak besar ".

" Dalam melarang anak-anak juga kita harus punya aturan, apakah ketika anak itu sedang menggambar atau menulis di tembok kita biarkan ?, kita larang dan kita beri tahu dengan baik dan kita juga memberi contoh ".

 

" itulah salah satu cara untuk mendidik anak-anak kita disiplin dalam berbagai hal ". Semua yang saya dengar dari beliau, menjadi bahan untuk saya dalam mendidik anak-anak saya, saya ingin anak-anak saya berakhlaq mulia dan menjadi anak yang sholeh.
bahkan beliau sempat memberi trik pada semua ibu-ibu yang mungkin cepat marah, agar ketika si anak bertingkah laku aneh sehingga membuat kita marah, maka peluklah erat-erat anak itu dan katakan padanya " Semoga kelak kamu jadi President nak ". Hal itu akan membuat kita terlupa akan marah dan si anak juga akan menjadi baik. Mengapa beliau mengatakan demikian?, karena terkadang bila si ibu marah suka lupa untuk mengontrol diri, sehingga perkataan yang keluar itu tidak bermanfaat, padahal setiap ucapan yang keluar dari mulut seorang ibu itu adalah doa.

Subhanallah begitu terkesan bagi saya untuk memahami hal ini, mungkin bagi sebagian orang tua mendidik anak adalah sesuatu yang sangat indah, karena baginya anak adalah anugrah yang terindah yang Allah berikan kepadanya. Namun ada juga mereka yang merasa kesulitan dalam mendidik anak-anaknya, semua itu tergantung pada niat. ( Innamal a´malu binniyat )

Kini saya tahu kenapa dalam Hadist Rosulullah mendahulukan nama Ibu yang harus di hormati setelah itu baru Ayah, karena ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya, seperti ibu-ibu yang berada di Palestina sana, mereka mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang pemberani, mereka di ajarkan untuk kuat dalam bertempur dan tidak boleh takut kecuali kepada Allah semata. Mereka menjadi anak-anak yang tangguh yang selalu siap kapanpun mereka harus kembali kepada yang Maha Kuasa, mereka juga harus siap bila di antara saudara atau Orang tua mereka harus syahid terlebih dahulu, padahal mereka ada yang seumuran dengan anak-anak kita, tapi mereka telah mempunyai azam yang sangat tinggi sejak kecil.

Ya Allah jadikanlah anak-anak ku, sebagai pengikut Rosulullah yang setia, dan jagalah mereka dari siksa api neraka.

Karena sesungguhnya mereka adalah titipan dari Mu dan amanah yang sangat berat bagi ku, maka berikanlah kemudahan bagi ku dalam mendidik nya. Amiin.

Rosululloh SAW bersabda : "Tidaklah orangtua memberikan kepada anaknya pemberian yang lebih utama selain dari pendidikan yang baik " (HR. Tirmidzi & Thabrani)

 

Firman Allah dalam QS. At tahriim : 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66:6)

Teruntuk anak-anak Ummi tercinta di jalan Allah, maaf kan Ummi sayang, bila dalam mendidik kalian, kadang masih ada kekurangan.