Ditulis kembali Oleh Andrico Nasuwitra Sumber : http://www.pesantrenvirtual.com
|
Tidak terasa satu bulan penuh kita telah menjalankan ibadah puasa Ramadhan, satu bulan kita telah berhasil menahan lapar dan dahaga dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari. Di saat bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan itu telah pergi, hari ini kita dipertemukan dalam momen kegembiraan, yaitu hari raya idul fitri. Kalau kita artikan secara tekstual, bermakna "hari berbuka" atau "hari kembali kepada fitrah", fase kehidupan manusia yang dianggap suci, bersih dan terbebas dari segala dosa.
Kebahagiaan kedua yang semestinya kita rasakan pada momen datangnya hari raya idul fitri adalah, kita telah mengeluarkan zakat fitrah. Sebuah ibadah yang tidak lain sebagai bentuk penyucian diri setiap muslim sekaligus sebagai penyempurna puasa Ramadhan.
|
MAKNA HARI RAYA IDUL FITRI
Sumber : http://bkd.jogjaprov.go.id/detail/makna-hari-raya-idul-fitri/158
Arti Idul Fitri bagi setiap orang yang ada adalah kebahagiaan dan kemenangan, dimana pada hari itu, semua manusia merasa gembira dan senang karena telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Dalam tradisi Idul Fitri di Indonesia ditandai dengan adanya ”mudik (pulang kampung)”dan mereka memakai sesuatu yang baru, mulai dari pakaian baru, sepatu baru, sepeda baru, mobil baru dan lainnya, Bagaimana sebenarnya makna dari Idul Fitri itu sendiri. Apakah Idul Fitri cukup ditandai dengan sesuatu yang baru, atau dengan mudik untuk bersilaturrahim kepada sanak saudara dan kerabat..
Idul Fitri (kembali suci), adalah Hari raya setelah umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh, dinamakan Idul Fitri karena manusia kembali suci seperti bayi yang tidak mempunyai dosa dan salah.
Seiring dengan perkembangan jaman, manusia dalam perjalanan hidupnya banyak melupakan Allah serta telah melakukan dosa dan salah kepada Allah dan kepada sesama manusia, untuk memahami kembali makna Idul Fitri (kembali ke fitrah) dengan membangun kembali menjadi hamba-hamba Allah yang taat dan tidak mempunyai dosa. Dosa kepada Allah terhapus dengan jalan bertaubat dan dosa kepada sesama manusia dapat terhapus dengan silaturrahim.
Dosa merupakan perbuatan manusia karena tidak menjalankan perintah atau melanggar larangan Allah dan RasulNya.
Bulan Ramadhan merupakan bulan pengampunan/maghfirah dan bulan Ramadhan menjadi sarana umat manusia untuk memohon dan meminta pengampunan dari Allah dengan jalan melaksanakan ibadah puasa dan shalat tarawih. Sebagaimana hadis Rasul:
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan kepercayaan bahwa perintah puasa itu dari Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya (Dari Muhammad bin Salam dari Muhammad bin Faudhail dari Yahya bin Sa’id dari Abi Salamah dari Abi Hurairah)
Apabila kita sebagai hamba Allah melaksanakan puasa dan shalat tarawih dengan tulus mencari ridho dan pahala dari Allah, niscaya dosa dan kesalahan kita kepada Allah diampuni sehingga kita menjadi hamba Allah yang bersih dari dosa, setelah dosa kita diampuni Allah, maka tahapan selanjutnya adalah membersihkan dosa kita kepada sesama manusia.
Idul Fitri atau kembali ke fitrah akan sempurna apabila terhapusnya dosa kita kepada Allah diikuti dengan terhapusnya dosa kita kepada sesama manusia, terhapusnya dosa kepada sesama manusia dengan jalan kita memohon maaf dan memaafkan orang lain.
Nah, dengan momentum Idul Fitri kita jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturrahim (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita ketika ada kebencian terhadap mereka. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari kebencian, sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami atau istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman dan relasi disebut dengan memutus tali silahturahmi, orang yang memutuskan silahturahmi tidak akan masuk surga.
Di samping kita meminta maaf, kita harus dan wajib menjadi pribadi pemaaf, memberi maaf berbeda dengan meminta maaf, kalau memberi maaf terjadi ketika ada orang yang meminta maaf, sedang meminta maaf adalah orang yang memohon maaf atas kesalahannya. Dalam surah Ali-Imran (3) ayat 134 :
“Penghuni surga adalah orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Semoga Hari Raya Idul Fitri kali ini dijadikan moment untuk memahami makna Idul Fitri, dengan maksimalkan bersilaturahim untuk meminta maaf, memberi maaf dan menjadi seorang pemaaf. Jangan biarkan kedengkian dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita yang telah fitri (suci). (Diambil dari berbagai sumber-iin/program)