KISAH KELUARGA IMRAN

Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 35-37 ada sebuah kisah kesalehan yang menarik untuk dijadikan pelajaran bagi kita masa kini untuk menghambakan / mengabdikan diri kepada Allah. Ketika istri Ali Imran sedang hamil, dia selalu beribadah seraya berdoa kepada Allah. Saking cintanya kepada Allah,dalam doanya dia bernazar “ Ya Allah, jadikanlah anak dalam kandunganku ini menjadi anak yang shaleh dan kuserahkan kepada Mu agar dia berkidmat di Baitul Maqdis, terimalah nazarku ini ya Allah, seesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui” istri imran belum mengetahui apakah anak dalam kandungan ini lelaki atau perempuan.
Pada usia kehamilan sembilan bulan lahirlah anak dalam kandungan ini, ternyata seorang bayi perempuan cantik, Kemudian istri Imran berdoa kepada Allah, “ Ya Allah anak yg kulahirkan adalah seorang perempuan, tentu anak perempuan tidak sama dengan seorang laki laki”. Ada perasaan dalam hati istri imran bahwa pengabdian seorang anak perempuan tidaklah sehebat seorang lelaki. Padahal Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Anak perempuan tersebut diasuh dan dididik oleh Nabi Zakaria. Pendidikan tauhid dan kepribadian diberikan kepada Maryam secara mendalam. Karakter Maryam terbentuk menjadi seorang yang shaleh luar biasa, dia tumbuh menjadi remaja putri cantik yang selalu menjaga kesucian serta kehormatan perempuannya. Istilah sekarang dia tidak kelihatan bergaul sembarangan dengan lelaki yang bukan mukrimnya. Tidak pernah membuka aurat didepan umum apalagi memakai baju baju minim seperti gadis gadis sekarang. Zakaria menjaganya juga dengan baik. Gadis Maryam menjadi buah bibir orang banyak bahwa dia adalah perempuan terhormat yang selalu menjaga kepribadian. Dia dipuji kebanyakan oarang waktu itu, baik tua maupun muda, lelaki atau perempuan.
Luar biasa. Zakaria sebagai nabi Allah sangat memuji keshalehan Maryam, gadis yang baik dan santun. Ketika Nabi Zakaria berpergian, dia berada didalam rumah saja dan pintu rumah dikunci dari luar oleh Nabi Zakaria. Hebatnya, ketika Nabi Zakaria pulang kerumah, nabi menemukan makanan- makanan yang lezat lezat tersedia untuk Nabi Zakaria, padahal Nabi dan istrinya tidak meninggalkan bahan mentah makanan untuk dimasak. Lantas Nabi bertanya, “ Hai putriku Maryam, dari mana kamu mendapatkan makanan yang lezat lezat ini ? “ Maryam menjawab , “ wahai Bapak, semuanya ini datang dari sisi Allah, sesungguhnya ALLah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa hisab/ hitungan (tidak terkira). Demikianlah Allah menyayangi Maryam akibat keshalehanya.
Demikianlah kisah Maryam sebagai anak kandung Imran yang menjadi ibu nabi Isa.As dalam kisah selanjutnya. Dari kisah pembentukan karakter Maryam menjadi seorang Perempuan Shaleha serta berbudi pekerti baik ada beberapa faktor pendukung; Pertama, dari doa ibu-bapak Maryam selama masa kehamilan, On line orang tuanya dengan Allah tidak pernah putus, meminta mendapatkan anak yang shaleh. Kedua, Pendidikan yang dialaminya sehingga terbentuk karakternya atau kepribadian yang baik, yakni sumbangsih didikan nabi Zakaria, seorang yang alim dan rajin beribadah. Sama kata dengan perbuatan, memberikan contoh/ teladan yang baik. Ketiga, inner motivation yang dimiliki olen Maryam dalam menjadikan dirinya sebagi hamba Allah yang shaleha. Dia menyadari bahwa tujuan hidup ini adalah untuk menjadi hamba Allah yang baik (Insan Kamil), yakni mengabdi kepada sang maha pencipta. Sehebat apapun buruknya lingkungan, jika seseorang itu sudah terbentengi imannya, insya Allah lingkungan buruk tersebut tidak akan dapat merusaknya.