Tujuan diciptakan Jin dan Manusia adalah untuk mengabdi / beribadah kepada Allah, demikian Allah sampaikan dalam Alquran surat adzariyat;56 “ wama kholaktuljinnah wal innsana illa liyakbudun” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada Ku. Jika hal ini kita pahami dan diamalkan dengan baik, maka tidak akan terjadi kerusakan , perselisihan atau peperangan dimuka bumi ini, kerena semua manusia memiliki aklakul karimah.
Mengabdi atau beribadah kepada Allah dapat dibagi menjadi dua bahagian; ada yang disebut ibadah murni atau khusus (maghda) dan ada yang disebut ibadah umum (ghairu maghda). Ibadah murni adalah segala ibadah yang diperintahkan Allah seperti sholat, zakat, puasa dan haji untuk dilakukan manusia. Sedangkan ibadah umum (ghoiru maghda) adalah segala aktivitas manusia dalam 24 jam sehari semalam yang semuanya dikaitkan dengan Allah . pergi ke kantor, menuntut ilmu, bekerja dll bisa menjadi nilai ibadah. Bila manusia manpu menghadirkan Allah dalam setiap aktivitasnya, maka tidak akan terjadi lagi kejahatan kejahatan, baik di jalan, di kantor, di pasar, di perkebunan, di pasar , di gedung pemerintahan.
Manusia yang menyadarari hidup ini adalah ibadah berarti dia manpu menjadikan dirinya sebgai hamba Allah, hamba Allah yang baik sangat menyadari bahwa segala yang ada dalam genggamannya bukanlah miliknya, seorang hamba tidak punya apa apa, segala yang ada dalam dirinya adalah milik Pemiliknya yaitu Allah swt. Hamba yang baik hidupnya adalah berada dilingkaran kehidupan dalam rangka mengindahkan perintah Allah dan menghentikan larangan laranganNya. Mereka tunduk dengan kudrat dan iradatNya Allah. Maka orang yang demikian akan terlihat dalam cara hidupnya sehari hari ; rajin beribadah wajib, sangat menghargai sesama manusia, dermawan, sabar terhadap cobaan hidup, tidak serakah, adil, jujur, tidak angkuh dllnya.
Puncak kejayaan manusia dimuka bumi ini adalah apabila dia manpu memposisikan dirinya sebagai hamba Allah (insan Kamil). Jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan demikian, maka disebut mereka sebagai mati dalam keadaan Khusnul Khotima. Celakanya kalau seseorang meninggal dunia dalam keadaan belum mencapai puncak kejayaan hidup sebagai hamba Allah melainkan baru sebagai manusia yang dibelenggu nafsu syaitan, hamba (budak)dunia atau cinta dunia, mati yang demikian adalah mati sesat atau kapir.
Para sahabat sekalian, marilah kita jadikan diri kita sebagai hamba Allah yang baik, yaitu hidupnya penuh dengan ibadah; baik ibadah murni maupun ibadah tidak murni seperti yang diuraikan diatas tadi. Selamat memperbaiki diri.