Arsip Vital Sebagai Darah Kehidupan Organisasi

Suhardo Soerotani

Arsiparis BPAD Provinsi DIY

A. PENDAHULUAN

Salah satu fungsi yang paling penting dalam perkantoran adalah Manajemen

Arsip Dinamis. Arsip adalah informasi terekam (recorded information) yang

merupakan bukti otentik aktivitas pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam suatu

kehidupan tentu tidak lepas dari arsip, karena arsip merupakan catatan aktivitas

kehidupan yang terekam secara langsung dan melekat pada wujud aslinya. Oleh

karena itu arsip memiliki karakteristik antara lain unik, otentik, syah, kredibel dan

lengkap atau integrity.

Pada setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta atau perusahaan, dapat

dipastikan selalu menghasilkan arsip, sepanjang organisasi tersebut masih aktif

melaksanakan fungsi dan tugasnya dan tentu saja arsip akan selalu tercipta terus

menerus dalam setiap tahunnya. Semakin tinggi organisasi akan semakin besar

perannya dan semakin banyak fungsinya. Organisasi yang mempunyai banyak fungsi

tentunya arsip yang dihasilkan juga akan banyak, dan semakin banyak arsip yang

dihasilkan akan semakin sulit dalam pengelolaannya. Dengan demikian memiliki

peluang yang sangat besar terhadap hilang, rusaknya arsip ketika diperlukan. Oleh

karena itu perlu adanya pengelolaan arsip yang baik. Tentu saja arsip tidak selalu

disimpan selamanya. Arsip disimpan berdasarkan fungsinya yang memiliki nilai-

nilai kegunaan bagi organisasi dimana terdapat jangka hidup arsip, atau dalam istilah

manajemen kearsipan adalah daur hidup (Life cycle)

Apabila dilihat dari fungsi kegunaannya, menurut Shelenberg fungsi arsip

dibagi menjadi fungsi Primer dan Sekunder sedangkan Jacknision membagikan

dalam fungsi administrative dan Historical. Sedangkan dari bahasa Belanda fungsi

arsip terdiri dari dinamisch archief dan statisch archief. Karena Negara kita lama

dijajah Belanda maka di Indonesia dikenal arsip dinamis dan arsip statis.

Arsip dinamis merupakan fungsi primer sebagai tujuan utama diciptakan arsip

yaitu kegunaan primer bagi organisasi. Arsip dan organisasi tidak dapat dipisahkan.

Organisasi tidak akan dapat hidup apabila tanpa adanya arsip. Arsip mempunyai arti

pen-ting bagi organisasi yaitu sebagai tulang punggung organisasi, sebagai bukti

syah di pengadilan, sebagai memori organisasi, sebagai alat pengambilan keputusan

bagi pimpinan organisasi, merupakan asset organisasi, sebagai sarana investigasi,

sebagai darah kehidupan organisasi serta sebagai bukti sejarah.

Arsip sebagai darah kehidupan organisasi, bahwa sepanjang organisasi masih

hidup tidak akan lepas dari arsip-arsip yang dihasilkan. Arsip disini diibaratkan

darah mengalir karena arsip berkaitan erat dengan fungsi organisasi, sehingga

hilangnya arsip dapat mengakibatkan berhentinya fungsi organisasi. Menurut Suzan

Diamon bahwa di Amerika banyak 40 % perusahaan tidak dapat

mengoperasionalkan kembali dikarenakan kehi-langan dokumen/arsip-arsipnya yang

dikarenakan musibah kebakaran sehingga dalam jangka waktu cukup lama

perusahaan aktivitasnya terhenti.

Dalam fungsi sekunder, arsip mempunyai fungsi berkelanjutan yaitu ketika

masa dinamis berakhir ternyata arsip memiliki nilai-nilai kesejarahan yang dapat

dimanfaatkan bagi masyarakat luas untuk studi kesejarahan. Tentusaja arsip

diciptakan tidak untuk kepentingan sejarah. Namun ketika arsip tersebut sudah tidak

digunakan oleh organisasi pencipta arsipnya atau lebih dikenal sebagai creating

agency arsip memiliki nilai-nilai kesejarahan (historical value).

Halaman  1

 

B. ARSIP VITAL DALAM MANAGEMEN ARSIP DINAMIS

Sebuah perusahaan maupun perkantoran baik swasta maupun pemerintah,

tentu akan kacau apabila hanya mengandalkan memorinya untuk memelihara setiap

transaksi. Arsip dinamis dalam istilah asingnya dikenal sebagai records menurut

Betty R. Ricks, dalam bukunya yang berjudul Information and Image Management

adalah : “Recorded information, regardless of medium or characteristic, made or

received by an organization that is useful in the operation of the organization” yang

artinya kurang lebih adalah “Informasi terekam baik dalam bentuk media atau

karakteristik apapun, baik yang dibuat atau yang diterima oleh suatu organisasi, yang

dapat dimanfaatkan untuk operasional organisasi. Definisi tersebut terdiri kata

“Recorded Information” yang maksudnya bahwa arsip merupakan suatu catatan

yang merekam langsung suatu transaksi dari aktivitas pelaksanaan fungsi organisasi

yang melekat sesuai wujud aslinya. “Regardless of medium or characteristic”, yaitu

dokumen/ catatan tersebut dapat terekam ke dalam berbagai bentuk media dan

bermacam karakteris-tik informasi apapun. “Bentuk media” bisa dalam bentuk kertas

dan non kertas dan “karakteristik informasi” bisa dalam bentuk tekstual, non tekstual

yaitu gambar gerak, gambar diam, simbul-simbul dsb. “Made or received by an

organization” baik yang dibuat maupun diterima oleh suatu organisasi, ini adalah

ketika aktivitas berlangsung muncul sebuah proses transaksi suatu organisasi yang

selanjutnya menghasilkan arsip/dokumen.

Arsip dinamis terbagi dalam dua fungsi yaitu fungsi dinamis aktif atau

dikenal sebagai File yang tersimpan di central file atau unit kerja dan fungsi

dinamis inaktif atau Records yang tersimpan di Records Center atau Pusat

Arsip/Unit Kearsipan. Arsip memiliki keragaman informasi dan bentuk yang

masing-masing memiliki kegunaan yang berbeda, mereka harus melalui daur

hidupnya. Menurut Mina.M.Johnson, Ph.D,Prof. dalam bukunya Records

Management Daur hidup arsip sebagai berikut :

7

Archival

Storage or

Disposition

Creation

1

2

Classification

Transfer

6

5

Storage

Purging or

Retention

4

Retrieval

3

Ketika surat diketik kedalam format yang telah dirancang, cek ditulis,

pamphlet dicetak selanjutnya arsip tercipta (created). Apabila arsip tersebut telah

siap disimpan dalam beberapa waktu, arsip tersebut harus diklasifikasikan

(classified) menurut filing systemnya sehingga arsip dapat disimpan (stored). Setelah

arsip disimpan, suatu permintaan arsip untuk dapat ditemukan kembali sehingga

arsip yang tersimpan dalam file harus mudah ditemukan kembali (retrieved). Apabila

kegunaan arsip dalam jangka waktu pendek, arsip dapat disingkirkan (purged),

apabila usia arsip lebih lama, arsip harus ditentukan masa simpannya (retention).

Setelah ditentukan periode waktu simpan arsip yang telah berlalu atau yang jarang

digunakan harus dipindahkan (transfer) ke lain tempat (Pusat Arsip). Pada akhirnya,

dalam setiap tahunnya harus ditetapkan arsip yang harus dibuang atau dimusnahkan

dan yang harus disimpan selamanya atau permanen (arsip statis atau archives).

Halaman  2

 

Ada dua cara yang dipergunakan dalam memandang manajemen arsip

dinamis yaitu life cycle model dan Records continuum. Life cycle model

dikembangkan pada awal tahun 1970-an dan dipergunakan di banyak Negara Eropa

dan Amerika. Pada prinsipnya life cycle merupakan daur hidup sejak masa

penciptaan sampai pada pemusnahan. Sedangkan records continuum dikembangkan

pada tahun 1980-an oleh Sue McKemmish dan Frank upward di Australia. Model ini

membagi tahap arsip kedalam empat (4) dimensi :

DIMENSI  1

Proses penciptaan dokumen oleh orang?orang yang berwenang

sebagai hasil dari kegiatan organisasi

Dokumen?dokumen tersebut direkam sebagai arsip untuk suatu

kegiatan unit kerja

Arsip tersebut memperlihatkan fungsi yang mengorganisasikan

memori suatu organisasi

Arsip sudah merupakan arsip lembaga yang ditujukan sebagai

memori kolektif atau memori bersama

DIMENSI  2

DIMENSI  3

DIMENSI  4

Dari berbagai pandangan tersebut di atas, daur hidup dapat disederhanakan

dalam tiga (3) fase yaitu fase penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, penyusutan.

Fase-fase tersebut merupakan suatu system yang didalamnya terdapat sub-sub

system dan sub-sub system tersebut saling terkait satu sama lain yang membentuk

total system. Fase penciptaan merupakan embrio atau proses awal terciptanya arsip.

Menurut Betty R Ricks fase ini akan menentukan ‘perjalanan hidup’ arsip

selanjutnya. Fase penciptaan ini merupakan ‘cikal bakal’ suatu informasi akan

menjadi arsip atau tidak. Untuk kelancaran pada fase penciptaan ini, diperlukan

beberapa sub system yaitu management formulir, manajemen korespondensi,

Di Kelola Oleh Dinas Pustaka Arsip Kabupaten Kampar