Alergi

Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Suatu keadaan dimana orang menjadi sangat rentan terhadap bahan / senyawa, yang bagi orang lain tidak menimbulkan gangguan.

Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi.

Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan, obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas.

Anti alergi adalah golongan obat yang bekerja sebagai antagonis reseptor H1 atau AH2. Secara farmakodinamik, AH1dapat menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipertensivitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin dapat dihambat dengan baik.

 

 

a.Bagaimana terjadinya alergi pada manusia ?

b.Obat apa saja yang dapt menghilangkan alergi ?

 

a.Untuk mengetahui terjadinya alergi pada manusia.

b.Untuk mengetahui obat apa saja yang dapat menghilangkan alergi.

c.Untuk memahami patofisiologi alergi.

 

 

 

 

 

Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Suatu keadaan dimana orang menjadi sangat rentan terhadap bahan / senyawa, yang bagi orang lain tidak menimbulkan gangguan.

Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan, obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas.

Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll.

Anti alergi adalah golongan obat yang bekerja sebagai antagonis reseptor H1 atau AH2. Secara farmakodinamik, AH1dapat menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipertensivitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin dapat dihambat dengan baik.

 

Alergi adalah respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Orang yang memiliki alergi, memiliki sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu substansi tertentu, yang umumnya tidak berbahaya terhadap lingkungan. Substansi ini disebut alergen, misalnya serbuk sari, jamur, dan bulu binatang.

Alergi merupakan masalah yang sangat umum dan mempengaruhi setidaknya dua dari 10 orang.

Alergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh atas adanya benda yang diangap asing oleh tubuh. Pada orang yang sehat, sistem imunitas berada dalam keadaan harmonis dengan perlindungan optimal dalam mengatasi gangguan benda-benda asing dari luar tubuh dengan memberikan reaksi tubuh terhadap adanya gangguan tersebut. Namun pada orang yang alergi, sistem imunitas menjadi tidakseimbang, sehingga reaksi yang dimunculkan oleh tubuh menjadi berlebihan, atau dengan kata lain disebut hipersensitif. Karena itu, alergi disebut juga penyakit hipersensitivitas.

Gejala umum dari reaksi alergi terhadap alergen yang dihirup atau kontak kulit meliputi:

  • Gatal, mata berair
  • Bersin
  • Hidung gatal dan beringus
  • Ruam
  • Merasa lelah atau sakit
  • Gatal-gatal (ruam dengan bercak-bercak merah)

Paparan pemicu lain dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbeda:

  • Alergi makanan. Reaksi alergi terhadap alergen makanan, yang dapat juga menyebabkan kram perut, muntah, atau diare.
  • Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain, yang dapat menyebabkan pembengkakan lokal, kemerahan, dan rasa nyeri.

Tingkat keparahan dari gejala reaksi alergi, dapat bervariasi, antara lain:

  • Gejala ringan, yang mungkin hampir tidak terlalu mencolok. Gejala ini hanya membuat Anda merasa sedikit tidak enak badan.
  • Gejala menengah, yang dapat membuat Anda merasa sakit, seolah-olah Anda terkena flu atau pilek.
  • Reaksi alergi yang parah, yang membuat Anda sakit bahkan terasa lumpuh.

 

3 penyebab alergi :


1.Lingkungan
2.Genetik
3.Psikis

 

 

 

 

 

 

Mekanisme terjadinya alergi

Empat macam mekanisme terjadinya alergi yaitu :

  • Tipe I
    Reaksi anafilaksis: yaitu terjadinya interaksi antara antibodi IgE pada sel mast dan leukosit basofil dengan obat atau metabolit, menyebabkan pelepasan mediator yang menyebabkan reaksi alergi, misalnya histamin, kinin, 5-hidroksi triptamin, dll. Manifestasi efek samping bisa berupa urtikaria, rinitis, asma bronkial, angio-edema dan syok anafilaktik. Syok anafilaktik ini merupakan efek samping yang paling ditakuti. Obat-obat yang sering menyebabkan adalah penisilin, streptomisin, anestetika lokal, media kontras yang mengandung jodium.

 

  • Tipe II
    Reaksi sitotoksik: yaitu interaksi antara antibodi IgG, IgM atau IgA dalam sirkulasi dengan obat, membentuk kompleks yang akan menyebabkan lisis sel, Contohnya adalah trombositopenia karena kuinidin/kinin, digitoksin, dan rifampisin, anemia hemolitik karena pemberian penisilin, sefalosporin, rifampisin, kuinin dan kuinidin, dll.

 

  • Tipe III
    Reaksi imun-kompleks: yaitu interaksi antara antibodi IgG dengan antigen dalam sirkulasi, kemudian kompleks yang terbentuk melekat pada jaringan dan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Manifestasinya berupa keluhan demam, artritis, pembesaran limfonodi, urtikaria, dan ruam makulopapular. Reaksi ini dikenal dengan istilah "serum sickness", karena umumnya muncul setelah penyuntikan dengan serum asing (misalnya anti-tetanus serum).

 

  • Tipe IV
    Reaksi dengan media sel: yaitu sensitisasi limposit T oleh kompleks antigen-hapten-protein, yang kemudian baru menimbulkan reaksi setelah kontak dengan suatu antigen, menyebabkan reaksi inflamasi. Contohnya adalah dermatitis kontak yang disebabkan salep anestetika lokal, salep antihistamin, antibiotik dan antifungi topikal.

Walaupun mekanisme efek samping dapat ditelusur dan dipelajari seperti diuraikan di atas, namun dalam praktek klinik manifestasi efek samping karena alergi yang akan dihadapi oleh dokter umumnya akan meliputi:

  • Demam.
    Umumnya demam dalam derajad yang tidak terlalu berat, dan akan hilang dengan sendirinya setelah penghentian obat beberapa hari.
  • Ruam kulit (skin rashes).
    Ruam dapat berupa eritema, urtikaria, vaskulitis kutaneus, purpura, eritroderma dan dermatitis eksfoliatif, fotosensitifitas, erupsi, dll.
  • Penyakit jaringan ikat.
    Merupakan gejala lupus eritematosus sistemik, kadang-kadang melibatkan sendi, yang dapat terjadi pada pemberian hidralazin, prokainamid, terutama pada individu asetilator lambat.
  • Gangguan sistem darah.
    Trombositopenia, neutropenia (atau agranulositosis), anemia hemolitika, dan anemia aplastika merupakan efek yang kemungkinan akan dijumpai, meskipun angka kejadiannya mungkin relatif jarang.
  • Gangguan pernafasan.
    Asma akan merupakan kondisi yang sering dijumpai, terutama karena aspirin. Pasien yang telah diketahui sensitif terhadap aspirin kemungkinan besar juga akan sensitif terhadap analgetika atau antiinflamasi lain.

 

C.Patofisiologi alergi

 

Reaksi alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin E (IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel mast, berada pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan.
Kemampuan tubuh membentuk IgE melawan sesuatu yang asing, tidak saja makanan tetapi demam, asma atau gatal-gatal, umumnya diturunkan. Seseorang yang memiliki dua orangtua penyandang alergi, lebih besar peluangnya terkena alergi dibanding dengan satu orangtua yang alergi.

Sebelum alergi muncul, kekebalan tubuh berkenalan lebih dulu. Pada saat makanan dicerna, sel memproduksi IgE dalam jumlah besar, lalu dilepaskan dan menempel pada permukaan sel mast. Ketika yang bersangkutan mengkonsumsi makanan yang sama, IgE pada permukaan sel mast berinteraksi mengeluarkan histamine.

Gejala alergi akan muncul tergantung pada bagian mana jaringan mengeluarkan histamine; pada telinga, hidung, tenggorokan, gatal pada bagian dalam mulut atau kesulitan bernafas dan menelan. Bisa juga pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare dan sakit perut. Kondisi paling parah jika alergi terhadap seluruh proses pencernaan, dari mulai mulut hingga usus besar dan pembuangan.

Pada orang dewasa pangan yang menimbulkan reaksi tidak nyaman paling banyak adalah makanan laut, udang, lobster, kepiting, cumi, juga kacang-kacangan serta telur. Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh berbagai produk telur, susu dan kacang.
Alergi pada orang dewasa umumnya bertahan, sedangkan pada anak-anak kerap hilang seiring bertambahnya usia. Frekuensi menyantap satu jenis makanan berpengaruh terhadap alergi. Di Jepang, misalnya, alergi nasi lebih banyak ditemukan sementara di negara-negara Skandinavia, alergi ikan bandeng lebih sering terjadi.
Bahan-bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi disebut alergen / antigen.


Alergen yang masuk kedalam tubuh lewat kulit, mukosa, sistem pernafasan maupun makanan, terpapar pada sel plasma dan menyebabkan pembentukan IgE spesifik terhadap alergen tertentu. IgE spesifik ini kemudian terikat pada reseptor permukaan mastosit dan basofil. Pada paparan berikutnya, alergen akan terikat pada Ige spesifik dan memicu terjadinya reaksi antigen antibodi yang menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granula yang terdapat dalam sel. Ikatan antigen antibodi ini juga memicu sintesis SRS-A ( Slow reacting substance of Anaphylaxis ) dan degradasi dari asam arachidonik pada membrane sel, yang menghasilkan leukotrine dan prostaglandin. Reaksi ini segera mencapai puncaknya setelah 15 menit. Efek histamin, leukotrine (SRS-A) dan prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus menyebabkan timbulnya gejala pernafasan dan syok.

Efek biologis histamin terutama melalui reseptor H1 dan H2 yang berada pada permukaan saluran sirkulasi dan respirasi. Stimulasi reseptor H1 menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, spasme bronkus dan spasme pembuluh darah koroner sedangkan stimulasi reseptor H2 menyebabkan dilatasi bronkus dan peningkatan mukus dijalan nafas.

 

Penjelasan pada gambar diatas :

Gambar tersebut adalah pengenalan alergi dengan ige(imunoglobin).

 

Ketika alergen pertama kali masuk ke dalam tubuh kita, ia akan memicu tubuh untuk membuat antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). IgE ini kemudian akan terikat pada sel mast yang tersebar di tubuh kita terutama pada tempat-tempat yang sering kontak dengan lingkungan seperti selaput lendir hidung, saluran nafas/bronkus, kulit, mata, mukosa usus, dll. Sel mast adalah salah satu sel tubuh manusia yang memproduksi dan bisa melepaskan suatu senyawa yang disebut histamin. Pada kondisi tersebut tubuh dikatakan menglami “tersensitisasi”.

 

Pada paparan alergen berikutnya, alergen akan mengikat antibodi IgE yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan alergen dengan IgE yang menempel di sel mast ini akan memicu pelepasan histamin, dan histamin inilah yang kemudian bekerja menyebabkan berbagai reaksi tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas (pada penderitaasma), batuk, dll., bahkan sampai pada reaksi yang terberat yaitu hilangnya kesadaran yang disebut syok anafilaksis. (Syok anafilaksis terjadi karena histamin yang dilepaskan sedemikian banyak sehingga menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang drastis dan menyebabkan pingsan/syok).

 

D.Penggolongan Obat

Ada empat tipe obat antialergi yaitu: 

1.Penghilang gejala: obat diminum setelah gejala alergi muncul.

Contoh:

a.Nama branded :Klorfeniramin maleat

Nama dagang :Alermax,Allergen,Cohistan dll

Dosis : Alermax :Anak-anak sehari 3-4x ¼ kapsul,Dewasa sehari 3-4 1 kapsul


b.Nama Branded :Loratadin

Nama dagang : Hislorex,Histaritin dll.

Dosis : Hislorex :Dewasa dan anak>12 tahun 10 mg

 

2.Antihistamin: untuk mengurangi reaksi alergi dengan memblokir efek histamin yang dikeluarkan sel-sel yang meradang.

Contoh :

3.Antiperadangan: untuk mengurangi tingkat radang dengan mencegah pelepasan zat kimia, termasuk histamin.

 


4.Leukotriene receptor antagonist:  obat untuk menghambat reseptor tempat leukotriene -zat kimia penyebab radang- menempel sebelum menyebabkan radang agar mencegah reaksi 'kebal'.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

· Alergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh atas adanya benda yang diangap asing oleh tubuh.

· Ketika alergi masuk kedalam tubuh ia akan memproduksi IgE yang akan mengikat sel mast dan sel mast akan melepaskan histamin yang menyebabkan alergi tersebut

· Obat yang biasa di gunakan adalah CTM

 

 

B.Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Jika terdapat kesalahan pada makalah ini mohon dimaklumi dan kami sangat membutuhkan saran atau kritikan demi perbaikan makalah kami kedepannya.Terima kasih.