Komunikasi Verbal Dan Nonverbal

Pengertian Komunikasi Verbal

Istilah verbal dalam kamus bahasa indonesia adalah lisan, maksudnyakomunikasi dilakukan antara pembicara dan pendengar hanya menggunakan lisan saja. Mahmud Machfoedz mengungkapkan bahwa komunikasi verbal ialah ”Komunikasiyang dilakukan secara lisan melalui suatu percakapan”.

Sedangkan dalam ilmu komunikasi menyatakan bahwa istilah komunikasi verbal yaitu proses penyampaian informasi berupa lisan dan tulisan. Hal ini sependapat dengan Drs. PC Bambang Herimanto, MM bahwa: ”Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan dan maupun lisan”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Berikut ini contoh penggunaan komunikasi verbal dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

- Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang,

- Mendengarkan radio,

- Membaca buku, majalah dan novel,

- Menulis surat lamaran, surat perjanjian jual beli, brosur, dll.

 

2. KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Pengertian Komunikasi Nonverbal

Don Stacks dalam bukunya Introduction to Communication Theorymenjelaskan bahwa perhatian untuk mempelaji aspek-aspek dalam komunikasi non-verbal masih sangat kecil, sehingga dari banyak referensi tentang komunikasi antar manusia, kita lebih banyak menemukan batasan mengenai komunikasi verbal. Dicontohkannya Frank E.X Dance dan Carl E. Larson menawarkan lebih dari seratus definisi tentang komunikasi verbal.

Beberapa teori tentang Komunikasi nonverbal :

 

1.        Ethological Approach (Pendekatan Etologi)

Menurut Darwin, emosi manusia seperti halya emosi dari binatang dapat dilihat dari wajahnya. Darwin mengasumsikan bahwa komunikasi non-verbal dari makhluk hidup yang berbeda sebenarnya adalah sama. Orang-orang yang mendukung pandangannya seperti Morris, Ekman dan Friesen percaya bahwa ekspresi non-verbal pada budaya manapun esensinya sama, karena komunikasi non-verbal tidak dipelajari, ia adalah bagian alami dari keberadaan manusia. Dua contoh etologis yang sering disebut-sebut adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat ditemukan pada kultur manapun juga.

 

2.        Teori Struktur Kumulatif

Dalam teorinya ini, Ekman dan Friesen memfocuskan analisisnya pada makna yang diasosiasikannya dengan kinesic. Teori mereka disebut 'cumulative structure' atau‘meaning centered’ karena lebih banyak membahas mengenai makna yang berkaitan dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah ketimbang struktur perilaku. Mereka beranggapan bahwa seluruh komunikasi non-verbal merefleksikan dua hal: apakah suatu tindakan yang disengaja dan apakah tindakan harus menyertai pesan verbal.

Hal ini dapat dicontohkan pada kasus ketika seseorang menceritakan kepada gerak tangannya yang menunjukkan tinggi dan ekpresi wajah yang gembira. Gerak tangan yang menunjukkan tinggi ini tidak akan memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal, jadi tindakan ini disengaja dan memiliki makna tertentu. Lain halnya dengan wajah yang gembira, yang dapat berdiri sendiri dan dapat diartikan tanpa bantuan pesan verbal. Meskipun demikian, kedua tindakan tersebut telah manambahkan kepada makna yang berkaitan dengan interaksi antara kedua orang tersebut, dan ini oleh Ekman dan Friesen disebut sebagai expressive behavior’.


3. Teori Tindakan (Action Theory)

Morris juga mengemukakan suatu pandangan mengenai kinesic yang lebih didasarkan pada tindakan. Dia mengasumsikan bahwa perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan terbagi ke dalam suatu rangkaian panjang peristiwa yang terpisah-pisah. Menurutnya, terdapat lima kategori yang berbeda dalam tindakan yaitu;

1. Inborn (pembawaan) merupakan instink yang memiliki sejak lahir, seperti perilaku 
menyusu .

2.  Discovered (ditemukan), diperoleh secara sadar dan terbatas pada struktur genetic
tubuh , seperti menyilangkan kaki.

3.  Absorp (diserap), diperoleh secara tidak sadar melalui interaksi dengan orang lain 
seperti meniru gerakan seseorang .

4.   Trained (dilatih), diperoleh dengan belajar, seperti berjalan, mengetik, dan 
sebagainya .

5.    Mixed (campuran), diperoleh melalui berbagai macam cara yang mencakup 
keempat hal diatas .

 

4.        Anthropological Approach (Pendekatan Antropologi)

Pendekatan antropologis menganggap komunikasi non-verbal terpengaruh oleh kultur atau masyarakat, dan pendekatan ini diwakili oleh dua teori yang dikemukakan oleh Birdwhistell dan Edward T. Hall.

 

5.        Analogi Lingustik

Dalam teorinya ini Birdwhistell mengasumsikan bahwa komunikasi non-verbal memiliki struktur yang sama dengan komunikasi verbal. Bahasa distrukturkan atas bunyi dan kombinasi bunyi yang membentuk apa yang disebut dengan kata. Kombinasi kata dalam suatu konteks akan membentuk kalimat, dan berikutnya kombinasi kalimat akan membentuk paragraph. Birdwhistell mengemukakan bahwa hal yang sama terjadi dalam konteks non-verbal, yaitu terdapat ‘bunyi non-verbal’ yang disebut allokines (suatu gerakan tubuh terkecil yang sering kali tidak dapat dideteksi). Kombinasi allokines akan membentuk kines dalam suatu bentuk yagn serupa dengan bahasa verbal, yang dalam teori ini disebut sebagai analogi linguistic.

 

6.        Analogi Kultural

Analogi cultural yang dikemukakan oleh Edward T. Hall membahas komunikasi non-verbal dari aspek proxemics dan chronemics. Teori Hall mengenai proxemics mengacu kepada penggunaan ruang sebagai ekspresi specific dari kultur. Teori Hall mencakup batasan-batasan mengenai ruang yang disebutnya sebagai lingkungan, territorial, dan personal. Lebih lanjut dia mengemukakan adanya tiga jenis ruang masing-masing dengan norma dan ekspektasi yang berbeda, yaitu informal space, ruang terdekat yang mengitari kita (personal space), fixed feature space yaitu benda disekitar lingkungan dekat kita yang realatif sulit bergerak atau dipindahkan seperti rumah, tembok dan lain-lain. Semifixed-feature space yaitu barang-barang yang dapat dipindahkan yang berada dalam fixed-feature space.

 

Salah satu aspek terpenting dari teori Hall adalah kajiannya mengenai preferensi dalam personal space. Menurutnya, preferensi ruang seseorang ditentukan oleh tujuh faktor yang saling berkaitan yang tedapat dalam tiap kultur. Yang pertama adalah Jenis kelamin dan posisi dari setiap orang yang saling berinteraksi, yaitu lelaki atau perempuan dan apakah mereka duduk, berdiri dan sebagainya. Kedua, sudut pandangyang terbentuk oleh bahu dan dada/pungung dari orang yang berkomunikasi yang berada dalam jarak sentuhan (factor kinesthetic). Ketiga, sentuhan dan jenis sentuhan(factor zero-proxemic). Keempat, frekuensi dan cara-cara kontak mata (factor visual code). Kelima, persepsi tentang panas tubuh yang dapat dirasakan ketika berinteraksi (factor thermal code). Keenam, odor atau bau yang tercium ketika berinteraksi. Tujuh,kerasnya atau volume suara dalam interaksi.

 

Dalam analisisnya mengenai chronemics atau waktu sebagai salah satu tanda non-verbal, Hall mengemukakan bahwa norma-norma waktu ditentukan dalam berbagai kultur dalam bentuknya yang berbeda-beda. Waktu memiliki apa yang disebut denganformal-time, informal-time, dan technical-time. Formal-time mencakup susunan dan siklus, memiliki nilai, memiliki durasi dan kedalaman. Informal time biasanya didefinisikan secara longgar dalam kultur, dan bekerja pada tataran psikologis dan sosiologis serta diungkapkan melalui individu atau kelompok.

 

2.3 Pembahasan

Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal

 

A. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.

Berikut adalah contoh komunikasi verbal:

  • Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang
  • Mendengarkan radio
  • Membaca buku, majalah dan novel,
  • Menulis surat lamaran, surat perjanjian jual beli, brosur, dll.
  • Berpidato dihadapan orang banyak

Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.

Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan.

Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

 

komunikasi verbal bisa dilakukan dengan cara :


a) Berbicara dan menulis.

Umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.

b) Mendengarkan dan membaca.

Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.

 

 

B. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Bentuk komunikasi ini adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.



Contoh komunikasi non verbal yaitu:


a.Sentuhan

Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

b.Gerakan tubuh

Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.


c.Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.

d. Postur Tubuh dan Posisi Kaki

· Tamu harus menundukkan kepala ketika bertemu dengan Dalai Lama di Tibet, jangan menatap matanya, jangan menyentuhnya, dan baru bicara setelah Dalai Lama berbicara.

· orang yang berdiri dipandang berwibawa daripada orang yang duduk, sebagaimana orang tinggi dipersepsikan lebih dominan daripada orang yang pendek.

· Cara berjalan tampaknya dapat dikategorikan menjadi cara berjalan yang maskulin atau feminim. Misalnya di Indonesia, sering membawa buku kuliahnya dengan tangan di depan dada. Kita akan memnganggap perilaku mahasiswi yang demikian sebagai feminim,

e. Parabahasa 
Parabahasa adalah aspek aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami. Misalnya : volume suara, intonasi , siulan , tawa , nangis, dll

f. Penampilan Fisik
Penampilan fisik bisa menjadi media penyampaian pesan tak langsung. Misalnya , Ketika keundangn pernikahan , kita akan berpakaian rapi sebagai rasa hormat kita kepada pengundang .

g. Warna
Warna sering digunakan untuk menunjukan emosi, cita rasa, keberpihakan politik bahkan keyakinan agama. Misalnya pada warna merah,sering digunakan sebagai simbol kemarahan dan protes .

h. Komunikasi visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol.
Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar

C. Gabungan Antara Komunikasi Verbal dan Nonverbal


Contoh gabungan komunikasi verbal dan non verbal

  • Ketika seseorang mengatakan menolak sesuatu dia tidak hanya mengatakan dengan mengucapkan kata “tidak” namun juga disertai “gelengan kepala” atau “jari telunjuk yang bergerak kekiri dan kekanan”.
  • Pada saat akhir pertemuan, seseorang yang berpamitan tidak hanya mengucapkan salam perpisahan/selamat tinggal namun juga melambaikan tangan.
  • Ketika orang marah dia tidak hanya mengucapkan kata-kata kekesalan namun juga menggebrak meja dengan nada suara yang tinggi.
  • Dalam suatu pertemuan, pada saat bertemu dengan teman lama, seseorang tidak hanya mengucapkan “hai” namun juga “mengulurkan tangan untuk bersalaman”.
  • Ketika seseorang memenangkan suatu pertandingan, selain dia mengucapkan “hore aku menang”, dia juga melompat dengan menunjukkan ekspresi wajah kegirangan.

D. Fungsi Komunikasi Verbal dan Nonverbal


1. Komunikasi Verbal

  • Penyampaian penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya,
  • Presentasi penjualan dihadapan para audien,
  • Penyelenggaraan rapat,
  • Wawancara dengan orang lain,
  • Pemasaran melalui telepon, dsb.

2. Komunikasi Nonverbal

· Fungsi pertama : Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.

· Fungsi Kedua : Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.

· Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

· Fungsi Keempat : Aksentuasi
Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect display.

· Fungsi Kelima : Komplemen
Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.