“Perpustakaan sekolah bagian integral dalam proses pendidikan”
Program
Di dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
• literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara bertahap melalui sistem sekolah
•ketersediaan sumber daya informasi bagi murid pada semua tingkat pendidikan •membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi manusia Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memiliki program yang dirancangbangun secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah.
Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa contoh kegiatan:
•mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untuk perpustakaan sekolah
• menyediakan model perpustakaan untuk menunjukkan perpustakaan percontohan
• membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan lokal
• mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional dan lokal
• memprakarsai dan menawarkan program pelatihan pustakawan sekolah Profesional
• menyediakan dana untuk proyek perpustakaan sekolah, seperti kampanye membaca
• memprakarsai dan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah
Kerjasama dan Pemanfaatan Bersama dengan Perpustakaan
Umum
Guna menyempurnakan jasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan perpustakaan umum. Perjanjian kerjasama secara tertulis hendaknya mencakup butir berikut:
• ketentuan umum kerjasama 19
• spesifikasi dan definisi bidang kerjasama
• penjelasan implikasi biaya dan bagaimana biaya ditanggung bersama
• perkiraan waktu, yaitu untuk berapa lama kerjasama akan berlangsung
Contoh cakupan kerjasama ialah sebagai berikut:
• pelatihan bersama ketenagaan
• kerjasama pengembangan koleksi
• kerjasama program kegiatan
• koordinasi jasa perpustakaan dan jejaring elektronik
• kerjasama dalam pengembangan piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai
perpustakaan
• kunjungan kelas ke perpustakaan umum
• membaca bersama dan promosi literasi
• pemasaran bersama jasa perpustakaan kepada anak-anak dan remaja
Kegiatan di Tingkat Sekolah
Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan penting guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.
Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan:
• kepala sekolah/guru kepala
• para kepala unit kerja
• para guru
• tenaga pendukung
• para murid
Kepuasan para pengguna perpustakaan tergantung pada kemampuan perpustakaan sekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna perorangan maupun kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkan kebutuhan perubahan di komunitas sekolah.
Kepala Sekolah dan Perpustakaan Sekolah Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah hendaknya mengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya.
Kepala sekolah hendaknya bekerja erat dengan perpustakaan dalam mendisain rencana pengembangan, terutama dalam bidang program literasi informasi dan promosi membaca.
Pada saat rencana dilaksanakan, kepala sekolah hendaknya menjamin penjadwalan waktu20
dan sumberdaya yang luwes untuk memungkinkan guru dan murid mengakses ke perpustakaan beserta layanannya.
Kepala sekolah hendaknya juga memastikan adanya kerjasama antara guru dan tenaga perpustakaan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa pustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum, pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah hendaknya memasukkan evaluasi perpustakaan (lihat Bab 1) dan menekankan sumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala Unit kerja dan Perpustakaan Sekolah Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung jawab melakukan pekerjaan secara profesional dan hendaknya bekerja sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dari unit kerja. Seperti halnya dengan kepala sekolah, maka kepala unit kerja hendaknya melibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan memberikan perhatian
khusus ke perpustakaan sebagai bagian penting dari lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber daya pembelajaran.
Guru dan Perpustakaan Kerjasama antara guru dan pustakawan telah diuraikan pada Seksi 3.4. Beberapa aspek tambahan akan disampaikan secara ringkas berikut ini.
Filosofi pendidikan guru membentuk landasan ideologis pemikiran mengenai pemilihan metode pengajaran. Beberapa metode yang berlandaskan sudut pandang tradisional yang berpendapat bahwa guru dan buku ajar sebagai sumber pembelajaran paling penting tidak mengandalkan peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran. Bila sudut pandang ini digabungkan dengan keinginan kuat untuk menutup ruang kelas dan melakukan pengawasan ketat pada aktivitas pembelajaran murid, maka perpustakaan akan semakin jauh dari pikiran para guru tersebut sebagai pendukung kuat informasi. Bahkan jika sebagian besar guru berpihak pada ideologi guru sebagai ’bank pendidikan’ dan karena itu memandang murid sebagai gudang pasif yang perlu diisi dengan cara mentransfer pengetahuan yang ada di benak guru ke murid, tetap penting bagi perpustakaan untuk menemukan perannya sebagai jasa pendukung yang dikaitkan dengan kurikulum. Strategi yang berguna untuk membangun kemitraan dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran tradisional sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat diupayakan dengan mempromosikan jasa perpustakaan terutama bagi guru. Promosi tersebut hendaknya menunjukkan pokokpokok
sebagai berikut:
• kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdaya bagi para guru akan memperluas pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi pengajaran guru.
• kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdaya untuk berbagai strategi evaluasi dan asesmen kajian yang berbeda-beda
• kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakan tugas yang dikerjakan di ruang kelas • kemampuan perpustakaan membantu guru menangani situasi ruang kelas yang
heterogin dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan ebih banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi
• perpustakaan sebagai pintu gerbang ke desa global melalui jasa pinjam antar perpustakaan dan jaringan elektronik.
Guru yang memiliki pemikiran progresif dan ideologi pendidikan yang lebih terbuka, cenderung menjadi pengguna perpustakaan yang lebih tekun. Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang telah disebutkan di atas, guru menempatkan perpustakaan sebagai tempat belajar, dan dengan bertindak demikian, guru akan bergeser dari metode pengajaran tradisional. Untuk dapat mengaktifkan murid dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri, guru dapat bekerja sama dengan perpustakaan dalam bidang sebagai berikut:
• literasi informasi dengan mengembangkan semangat bertanya dari murid dan mendidik mereka menjadi pengguna informasi yang kreatif dan kritis
• kerja dan tugas proyek
• memotivasi membaca pada semua tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok Murid dan Perpustakaan Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah. Penting adanya kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itu demi untuk kepentingan murid.
Murid dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan.
Penggunaan perpustakaan harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaran yang tidak menakutkan,
bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semua tugas, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Aktivitas murid di perpustakaan pada umumnya meliputi hal berikut:
• pekerjaan rumah tradisional
• pekerjaan proyek dan tugas pemecahan masalah
• mencari dan menggunakan informasi
• membuat laporan dan karya untuk disajikan di depan guru atau murid Penggunaan Internet
Sumberdaya elektronik yang baru merupakan tantangan tersendiri bagi pengguna perpustakaan. Penggunaan sumber daya elektronik yang baru dapat sangat membingungkan. Pustakawan dapat memberikan bantuan guna memperlihatkan
sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam proses belajar-mengajar; yaitu merupakan alat untuk mencapai tujuan dan bukan merupakan tujuan. Pengguna mengalami frustrasi pada saat mencari informasi, karena mereka berpikir jika mereka dapat mengakses Internet, maka kebutuhan informasinya akan terselesaikan.
Kenyataannya tidaklah seperti itu. Pustakawan dapat membantu pengguna Internet dan dapat mengurangi frustrasi sebagai akibat penelusuran informasi. Hal yang penting di sini adalah untuk memilih informasi yang relevan dan bermutu dari Internet dalam waktu sesingkat mungkin. Murid sendiri secara pelan-pelan namun pasti akan mengembangkan kemampuan untuk melokasi, mensintesiskan, dan memadukan informasi dan pengetahuan baru dari semua disiplin ilmu dalam koleksi sumber daya. Untuk memprakarsai dan melakukan berbagai program literasi informasi sampai berhasil merupakan salah satu tugas penting perpustakaan. (Lihat Seksi ‘Guru dan Perpustakaan’ yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut).
Fungsi Kultural Perpustakaan Sekolah Perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah, berbudaya serta merangsang yang memiliki sumber daya berupa majalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual.
Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersedia ruangan yang mencukupi, murid dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami oleh bacaan di depan para orang tua dan murid lainnya, dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku dan mendongeng untuk murid yang lebih muda. Pustakawan hendaknya dapat merangsang minat membaca dan mengorganisasi program promosi membaca guna mengembangkan apresiasi pada literatur. Aktivitas yang ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup aspek kultural dan pembelajaran. Ada kaitan langsung antara tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya, pustakawan hendaknya bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan bahan bacaan bagi pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan mengakui hak pribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi dan non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka murid dirangsang dalam proses sosialisasi dan pengembangan kepribadian.
Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Kebiasaan menyertakan orang tua dan wali murid dalam aktivitas sekolah berbeda-beda di berbagai negara. Perpustakaan dapat memberikan kesempatan penyertaan orang tua murid dalam berbagai kegiatan sekolah. Sebagai tenaga relawan, mereka dapat menolong tugas praktis dan membantu tenaga perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi membaca, dengan menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anakanak mereka. Mereka dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusi bacaan bersama anak-anak mereka dan dengan demikian memberikan sumbangan, dalam cara pembelajar unggul, hasil aktivitas membaca..
23
Cara lain untuk melibatkan orang tua murid ialah membentuk kelompok ‘sahabat perpustakaan’. Kelompok semacam ini dapat menyediakan dana ekstra untuk berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat membantu perpustakaan untuk mengorganisasi kegiatan peristiwa kultural khusus yang memerlukan lebih banyak biaya tambahan dariapada yang dapat disediakan perpustakaan.
24
PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PEMBELAJARAN
Promosi
Jasa dan fasilitas yang disediakan perpustakaan sekolah harus aktif dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam pembelajaran dan sebagai pintu gerbang ke semua jenis sumber informasi. Berbagai kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa bab sebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah, guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai kelompok sasaran yang berbeda-beda.
Kebijakan Pemasaran
Perpustakaan sekolah hendaknya mempunyai kebijakan tertulis menyangkut pemasaran dan promosi, merinci berbagai sasaran dan strategi. Kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama dengan manajemen sekolah dan staf pengajar.
Dokumen kebijakan ini hendaknya memuat unsur berikut:
• sasaran dan strategi
• rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai
• metode evaluasi
Berbagai tindakan yang diperlukan akan berbeda-beda tergantung pada sasaran dan kondisi setempat. Beberapa isu penting diuraikan berikut ini sebagai satu cara penggambaran kebijakan :
• memulai dan mengoperasionalkan situs Web perpustakaan sekolah guna
mempromosikan jasa perpustakaan dan terhubung dengan situs Web serta portal
lain yang berkaitan
• menyelenggarakan berbagai pameran
• membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi
perpustakaan sekolah
• mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasi dan
pamflet yang berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum
• memberikan informasi tentang perpustakaan pada pertemuan murid baru dan orang
tua mereka
• membentuk bermacam kelompok ‘sahabat perpustakaan’ bagi para orang tua murid
dan lainnya
• menyelenggarakan pameran buku, kampanye membaca dan literasi
• membuat rambu, tanda, marka yang efektif di dalam dan di luar perpustakaan
• menjadi penghubung ke organisasi lain setempat (misalnya, perpustakaan umum,
jasa museum dan organisasi sejarah setempat).
25
Rencana tindak tersebut hendaknya dievaluasi, dibahas ulang dan direvisi setiap tahun, dan seluruh dokumen kebijakan hendaknya dibahas bersama paling sedikit sekali setiap dua tahun.
Pendidikan Pemakai
Kursus dan program berbasis perpustakaan yang ditujukan pada murid dan guru tentang bagaimana cara menggunakan perpustakaan, pada hakekatnya merupakan alat pemasaran paling efektif. Karena alasan inilah, maka sangatlah penting bahwa kursus dan pelatihan semacam itu didisain sebaik-baiknya serta mempunyai cakupan luas dan seimbang.
Karena program ini memainkan peran utama di perpustakaan, maka sudahlah tepat memperhatikannya sebagaimana telah diuraikan pada Bab 4. Namun demikian aspek pemasaran semua jenis pendidikan pemakai, demikian penting sehingga lebih cocok dibahas pada bab ini.
Pelatihan yang didisain khusus untuk guru hendaknya memberikan bimbingan yang jelas mengenai peran perpustakaan di dalam kegiatan belajar-mengajar serta bantuan yang tersedia dari staf perpustakaan. Pelatihan semacam ini hendaknya secara khusus menekankan pelatihan praktis dalam mencari informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan guru. Melalui pengalaman mereka dalam mencari sumber informasi yang sesuai, guru akan semakin memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana perpustakaan dapat melengkapi tugas kelas serta diintegrasikan ke topik kurikulum.
Seperti halnya dengan berbagai program di sekolah, bermacam komponen pada pelatihan bagi murid disampaikan berurutan secara logis untuk meningkatkan kemajuan dan kesinambungan dalam pembelajaran murid. Hal ini berarti bahwa keterampilan dan sumber daya informasi harus diperkenalkan secara progresif melalui tahap dan tingkatan.
Pustakawan sekolah mempunyai tanggung jawab utama dalam berbagai program pendidikan pemakai, namun harus bekerja sama dengan para guru, dan mengusahakan agar bermacam komponen mata pelajaran dapat terkait erat sesuai kurikulum. Guru harus selalu hadir pada saat para murid mengikuti berbagai program pelatihan perpustakaan dan mereka dapat bertindak sebagai penasihat serta bekerja sama dengan pustakawan.
Di dalam pendidikan pemakai ada 3 ranah tenaga pendidikan yang perlu diperhatikan:
• pengetahuan mengenai perpustakaan; apa tujuannya, berbagai jasa yang tersedia,
bagaimana diorganisasi serta sumberdaya apa saja yang tersedia
• keterampilan mencari dan menggunakan informasi, menggunakan motivasi untuk mendayagunakan perpustakaan untuk belajar pembelajaran secara formal maupun informal.
Model Program Keterampilan Studi dan Literasi Informasi
Filosofi
26
Murid melek informasihendaknya pembelajar mandiri yang kompeten. Mereka sadar dan mengenai kebutuhan informasinya dan secara aktif terlibat kegiatan dunia ide. Mereka hendaknya menunjukkan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk memecahkan masalah dan tahu informasi yang relevan dengan hal itu. Mereka hendaknya mampu mengelola perangkat teknologi untuk mengakses informasi dan berkomunikasi. Mereka hendaknya mampu untuk bekerja dengan nyaman dalam situasi di mana terdapat beberapa jawaban jamak, termasuk jika tidak ada jawaban sama sekali. Mereka hendaknya memegang teguh standar yang tinggi dalam pekerjaannnya dan serta menciptakan produk berkualitas. Murid melek informasi hendaknya luwes, mampu beradaptasi terhadap perubahan, serta mampu bekerja baik secara perorangan maupun bekerja kelompok.
Panduan literasi informasi menyediakan bagi semua murid proses pembelajaran yang dapat ditransfer secara lintaskawasan isi juga dari lingkungan akademik ke kehidupan nyata. Panduan ini menguraikan hal berikut ini:
• murid hendaknya mengkonstruk makna dari informasi
• murid hendaknya menciptakan produk bermutu
• murid hendaknya belajar mandiri
• murid hendaknya berpartisipasi secara efektif sebagai anggota kelompok kerja
• murid hendaknya menggunakan informasi dan teknologi informasi secara
bertanggung jawab dan etis.
Keterampilan belajar dapat memberikan kontribusi kepada ‘filosofi’ ini agar terus
berlangsung dan dicakup dalam daftar berikut ini:
• keterampilan belajar arahan sendiri
• keterampilan bekerjasama
• keterampilan merencanakan
• keterampilan melokasi dan pengumpulan
• keterampilan menyeleksi dan menilai
• keterampilan mengorganisasi dan merekam
• keterampilan mengkomunikasikan dan melaksanakan
• mengevaluasi.
Keterampilan Belajar Arahan Sendiri Keterampilan belajar arahan sendiri sendiri sangat kritis dalam p ngembangan pembelajaran sepanjang hayat. Para peserta didik mandiri harus mampu menciptakan
sasaran informasi secara jelas serta mengelola perkembangannya agar tujuan tercapai. Mereka hendaknya mampu menggunakan sumber media untuk kebutuhan ser