Keajaiban Membaca Al'quran
Subhanallah...
Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artinya? Ini suatu cerita yang indah : Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya.
Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Quran?
Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas sambil berkata , " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.
Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.
Dengan terengah-engah,ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata, " Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau satu keranjang air. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.
Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?"
Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda.. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. "
Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Quran.. Kamu tidak bisa memahami atau ingat semuanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, hatimu akan menjadi bersih, meskipun hatimu tak dapat menampungnya.
Subhanallah...
Semoga seiring dengan waktu, ALLAH beri kita petunjuk, agar kita bisa belajar dan mengkaji makna yang terkandung di setiap ayat-ayat al-Qur'an.
( TADABUR ) BILA HAWA NAFSU DIJADIKAN TUHAN
Dalam Al Qur’an Surah Al Jaatsiyah ayat 23-24, "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
Kemajuan teknologi yang telah merubah pola komunikasi dan budaya dunia, duniapun dewasa ini telah menjadi peradaban tanpa bimbingan. Mayoritas penduduk dunia dewasa ini sudah tidak mengikuti pentunjuk Rabb Pemilik Semesta Alam. Budaya kafir dan mengabaikan hukum Allah adalah budaya yang berlaku saat ini. Bahkan tidak sedikit manusia yang sudah tidak peduli lagi dengan adanya Allah SWT.
Perubahan besar ini belum pernah terjadi sejak ribuan tahun peradaban manusia di atas punggung bumi
Keseluruhan perubahan pemikiran manusia tersebut pada dasarnya karena semakin dicintainya dunia dan segala perhiasannya, semakin dilupakannya Kampung Akhirat Tempat Kembali yang Abadi dan semakin di nafi-kannya keterlibatan Allah bahkan keberadaan Allah dari peradaban manusia. Di-nafikan berarti di tolak atau di abaikan namun hanya dalam pikiran manusia belaka. Padahal Allah SWT tak pernah tidak terlibat dalam perkara-perkara di jagad ini, baik perkara nyata maupun ghaib, perkara super mikro sampai mega makro, sejak masalah virus terkecil atau inti atom hingga masalah gugus bintang di seantero jagad.
Ya, penolakan manusia atas Syariat Allah SWT sama sekali tidak mengurangi Kekuasaan Allah Azza Wa Jalla sedikit-pun.
Situasi sekarang dapat dikatakan bahwa manusia telah menciptakan berhala baru bernama "materi"/ ”dunia" dengan perangkat pendukungnya. Sifat peribadatannya pun berubah dari ritual penyembahan menjadi ritual-ritual penghiburan dan berlebih-lebihan dalam menikmati dunia Sayangnya, kebanyakan masyarakat kita rupanya sudah kadung kebal dan, lagi-lagi kehilangan “sense of crisis”. Sehingga pornografi yang nyata-nyata ada di hadapan mata tidak lagi dianggap sebagai sebuah ancaman yang membahayakan. Apalagi banyaknya persoalan yang mengungkung telah mengalihkan perhatian mereka untuk memperdulikan permasalahan ini.
Apa yang salah?
Penting di cermati, media massa dan elektronik yang secara simultan dan demonstratif menstimulus naluri seksual masyarakat (terutama remajanya) melalui tayangan-tayangan mereka, sehingga mau tidak mau naluri seksual tadi mudah terbangkitkan menuntut pemenuhan. Sementara di sisi lain, lemahnya pemahaman dan penghayatan terhadap ajaran agama (baca : ketaqwaan individu) sudah demikian menipis sejalan dengan derasnya arus sekularisasi yang -sadar atau tidak- justru mulai diadopsi menjadi ‘agama baru’ oleh mayoritas masyarakat kita sekaligus menjadi landasan pengaturan kehidupan mereka yang jelas-jelas sangat kapitalistik ini Dalam hal ini, yang paling mendasar adalah melakukan kaji ulang terhadap ‘kelayakan’ sistem yang sedang diterapkan saat ini, baik dari aspek pemikiran-pemikiran mendasarnya maupun realitas fakta penerapan dan hasil-hasilnya. Setelah itu, baru kita akan bisa menentukan langkah apa yang harus dilakukan mulai saat ini ke depan.
‘Islam sebagai solusi, bukan altrenatif Tengoklah sejarah, maka akan anda lihat, bahwa ketika sistem Islam diterapkan sempurna dan konsisten, masyarakat Islam dikenal sebagai masyarakat yang sangat ‘bersih’ dan maju. Ketinggian peradaban dan kemajuan yang pesat di bidang iptek menjadi ciri yang melekat yang menjadikan masyarakat ini menjadi berbeda dengan umat-umat lain pada masa itu.
Sementara itu, sejarah juga mencatat, bahwa selama 13 abad sistem Islam tegak, hanya sedikit kasus-kasus kriminal yang terjadi. Untuk kasus pencurian yang berakhir dengan penerapan sanksi potong tangan misalnya, dalam kurun waktu 13 abad itu tercatat hanya terjadi 200 kasus saja.
Ketinggian Islam yang bukan hanya sebagai sebuah agama, tetapi juga sebagai sistem hidup, ditunjukkan dengan adanya seperangkat aturan yang mengatur seluruh bentuk interaksi yang terjadi di antara manusia, baik yang berkaitan dengan aspek politik, hukum, ekonomi, sosial, hankam, dan sebagainya.
Aturan-aturan inilah yang sekaligus berfungsi sebagai metode meraih ketinggian peradaban masyarakat berupa terjaganya jenis manusia, akal, kehormatan, jiwa, pemilikan individu, agama, keamananan serta terjaganya kewibawaan dan eksistensi masayarakatnya.
Dalam hal memberangus pornoisme, pornografi, dan pornokasi misalnya, ada beberapa prinsip yang harus dipahami oleh setiap individu masyarakat, seperti aturan tentang batasan aurat, keharusan menjaga pandangan, larangan mendekati zina (apalagi berzinanya), larangan adanya percampurbauran antara kehidupan laki-laki dan wanita, dan lain-lain.
Adapun secara praktis, jaminan pelaksanaan aturan tersebut diatur dengan diterapkannya sanksi (uqubat) yang tegas dan tidak pandang bulu atas pelaku pelanggaran oleh pihak negara. Dimana dalam pandangan Islam, sanksi tersebut berfungsi sebagai pencegah dan sekaligus penebus. Sebagai pencegah, karena beratnya ancaman hukuman akan membuat orang berpikir seribu kali sebelum melakukan kejahatan. Sebagai penebus, karena seseorang yang bersalah dan kemudian dihukumi dengan hukum Islam sesuai dengan jenis kesalahannya, maka hukumannya itu akan menjadi penebus dosa bagi dirinya di akhirat kelak.
Sebagai contoh, perzinahan maupun faktor-faktor yang bisa mengarah pada terjadinya praktek perzinahan (termasuk pornografi dan erotisme) di dalam Islam sama sekali tidak diberi peluang untuk tumbuh subur, yakni dengan ditetapkannya sanksi yang sangat berat bagi para pelakunya. Dalam kasus perzinahan ini misalnya, pelaku yang belum pernah menikah akan dihukum dengan hukuman jilid (dicambuk) dengan 100 kali cambukan, sementara pelaku yang pernah menikah dihukum rajam hingga mati.
Beratnya ancaman hukum Islam seperti itulah yang akan menjadi pencegah bagi merebaknya praktek perzinahan di dalam masyarakat, sekaligus dipastikan akan menjadi penebus dosa bagi para pelakunya.
Disinilah konsepsi Islam melalui negara memiliki peran penting dalam menjaga masyarakat melalui penerapan seluruh aturan Islam tanpa kecuali atas seluruh warga negaranya. Disamping membentuk ketakwaan-ketakwaan individu dan masyarakat.
( HIKMAH ) ALLAH BERSAMA ORANG YG SABAR, JENIS-JENIS KESABARAN
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga: 1.Sabar dalam ketaatan
Ketika berpuasa, jika tidak sabar maka rasa laparpun tidak akan terbendung. Ketika shalat malam, jika tidak sabar menahan kantuk dan rasa malas, pasti tidak akan sanggup melakukannya.
Dengan demikian, untuk sekadar bisa melaksanakan ketaatan kepada Allah, kita membutuhkan kesabaran. Bagaimana bisa? Ya, karena secara tabiat dan naluri, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ya kan lebih enak bersantai ria, dibandingkan harus sibuk untuk ibadah.
Apa yang menyebabkan orang, seperti saya, sulit bersabar dalam ketaatan? Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk bersabar.
Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah sholat. Lha, wong sedang nikmat-nikmatnya nonton TV, kok ya harus berhenti untuk pergi ke mesjid. Pasti akan sulit. Di sini kita diminta untuk bisa bersabar, bukan?
Kedua, karena bakhil (kikir, pelit). Yang kedua ini lebih banyak terkait dengan hal-hal yang dianggap bisa mengurangi harta dan kekayaan, seperti menunaikan zakat dan infak. Coba, kita lebih rela merogoh kantong untuk menonton bioskop seharga Rp 25,000 per orang, tapi saat diminta menyumbang untuk renovasi mesjid, kita hanya mengeluarkan satu lembar uang ribuan, atau seratusan logam.
Ketiga, karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad. Untuk bisa pergi haji, seseorang harus rela dengan berbagai ujian. Hidup jauh dari keluarga selama satu bulan lebih, tentu tidak mudah. Belum lagi, biayanya juga tidak sedikit. Rp 30 juta bisa untuk uang muka membeli mobil, atau cukup untuk membeli motor, daripada di buang percuma hanya untuk pergi ke mekah?
Nah, jika tidak sabar dalam ketaatan, perasaan demikian pasti ada.
Begitu juga dengan sedekah, untuk mengeluarkan harta yang terbaik membutuhkan kesabaran melakukannya. Demikian pula jika keutamaannya ditingkatkan, dengan sedekah tersembunyi jelas berbeda. Fadhilahnya, apalagi balasan nanti yaitu orang yang sedekah sembunyi-sembunyi mendapat naungan dihari kiamat yang dahsyat.
Kemudian Sholat Dhuha saban hari juga perlu sabar, lagi asik-asik kerja, atau menunggu anak dischool-school, rapat kantor, eh disuruh ingat shalat dhuha, tentunya bakalan gontai bila tidak ada ekstra kesabaran. Bisa tidak khusyu juga karena kefikiran dokumen, jadwal, tugas-tugas dan kesibukan duniawi yang lain.
Sekali lagi butuh kesabaran hasil buah ilmu/pengetahuan terus menerus belajar tentang kebesaran Allah yang harus direnungi dan direnungi bahwasanya Allah yang maha pemberi rejeki yang sebenar-benarnya, bukan yang lain.
2.Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.
Hidup bergelimang uang, terkadang membuat banyak orang lupa. Dengan uang, bisa melakukan kemaksiatan apa saja. Secara hakiki, semua kemaksiatan selalu menyenangkan. Mabuk, membuat orang merasa bisa melepaskan beban hidup.
Berzina, untuk melampiaskan nafsu syahwat. Korupsi, bisa membuat kaya raya dan dihormati orang. Bukankah semua itu nikmat, sangat nikmat bagi nafsu sesaat ?
Jika tidak punya kesabaran, tentu sulit meninggalkan segala kenikmatan duniawi seperti itu. Sama halnya dengan meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar. Bahkan lebih besar. Tidak usah berpikir meninggalkan kemaksiatan yang besar, yang kecilpun terasa berat juga.
Maksiat kecil itu relatif mudah dilakukan, dan tidak perlu modal banyak. Misalnya, ghibah (ngerumpi, bergosip), dusta, gosipin orang, ghibah, hasut atau menjaga mata dari sesuatu yang haram, dst.
3.Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah.
Ini yang sering terjadi. Misalnya, ketika ada saudara kita yang meninggal, jika tidak sabar maka kita bisa pingsan, bahkan bisa langsung menyalahkan Allah. Sebaliknya, jika kita sabra, justru akan melihat segala musibah itu sebagai rahmat. Ya, minimal kita bisa melihat ada hikmah di balik musibah atau cobaan itu.
Kiat-kiat untuk Meningkatkan Kesabaran
1.Mengikhlaskan hidup dan niat semua ibadah kepada Allah
2.Memperbanyak tilawah (membaca) Al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadabur-an.
3.Memperbanyak puasa sunah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabarn.
4.Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha kerasa dan giat yang dilakukan seseorang untuk mengalahkan nafsu yang cenderung menyukai hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.
5.Mengingat-ingat kembali tujuan hidup kita di dunia karena hal ini akan memacu diri kita
untuk beramal secara sempurna.
6.Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi seperti saat sedang sendiri dalam rumah, hendaklah mengutamakan beribadah daripada menonton televisi atau kegiatan hiburan lainnya. Kemudian, melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fisabilillah.
7.Membaca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in, maupun tokoh-tokoh islam lainnya.
10 GODAAN SYETAN DALAM SHALAT
1. WAS-WAS SAAT MELAKUKAN TAKBIRATUL IHRAM
Saat mulai membaca takbiratul ihram “Allahu Akbar”, ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku’.
Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: “Termasuk tipu daya syetan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam sholat”. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak tenteram.
2. TIDAK KONSENTRASI SAAT MEMBACA BACAAN SHOLAT
Sahabat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam yaitu ‘Utsman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah dan rancau”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala Akupun melakukan hal itu dan Allah Subhaanahu wa ta’aala menghilangkan gangguan itu dariku” (HR. Muslim)
3. LUPA JUMLAH ROKA’AT YANG TELAH DIKERJAKAN
Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sholat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. HADIRNYA PIKIRAN YANG MEMALINGKAN KONSENTRASI
Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata: “Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Apabila dikumandangkan azan sholat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang sholat seraya berkata kepadanya: “Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!”, sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia sholat” (HR Bukhari)
5. TERGESA-GESA UNTUK MENYELESAIKAN SOLAT
Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syetan, karena tergesa-gesa adalah sifat gegabah dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul kerana dua perilaku buruk,yaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya”.
Tentu saja bila sholat dalam keadaan tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya asal mengerjakan solat, asal selesai, sudah!!!. Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah.
Pada zaman Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam ada orang sholat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam memerintahkannya untuk mengulanginya lagi karena sholat yang telah ia kerjakan belum sah.
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda kepadanya: “Apabila kamu sholat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur’an yang mudah bagimu, lalu ruku’lah sampai kamu benar-benar ruku’ (thuma’ninah), lalu bangkitlah dari ruku’ sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu” (HR Bukhari dan Muslim)
6. MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN YANG TIDAK PERLU
Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat. “Jangan bermain kerikil ketika sholat karena perbuatan tersebut berasal dari syetan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”. Orang tersebut bertanya: “Apa yang dilakukannya?” Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. “Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”, kata Ibnu Umar. (HR Tirmidzi)
7. MENENGOK KE KANAN ATAU KE KIRI KETIKA SHOLAT
Dengan sadar atau tidak, seseorang yang sedang sholat memandang ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syetan penggoda. Karena itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Yaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak mudah dicuri oleh syetan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaah ‘anhaa, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam tentang hukum menengok ketika sholat”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itu adalah curian syetan atas sholat seorang hamba”. (HR Bukhari)
8. MENGUAP DAN MENGANTUK
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Menguap ketika sholat itu dari syetan. Karena itu bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin” (HR Thabrani).
Dalam riwayat lain Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha… berarti syaitan tertawa dalam mulutnya” (HR Bukhari dan Muslim)
9. BERSIN BERULANG KALI SAAT SHOLAT
Syetan ingin mengganggu kekhusyukkan sholat dengan bersin, sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud: “Menguap dan bersin dalam sholat itu dari syetan” (Riwayat Thabrani).
Ibnu Hajar menguraikan pernyataan Ibnu Mas’ud radhiyallaah ‘anhu, “Bersin yang tidak disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala adalah yang terjadi dalam sholat, sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala. Hal itu tidak lain karena syetan memang ingin mengganggu sholat seseorang dengan berbagai cara”.
10. TERASA INGIN BUANG ANGIN ATAU BUANG AIR
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (HR Muslim).
Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syetan dalam solat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah Subhaanahu wa ta’aala dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan godaan syetan yang terkutuk.
SUBHANALLAH...
Semoga ALLAH melindungi kita dari godaan syetan, dan mudah2n semua amalan shalat kita diterima oleh ALLAH SWT. Aamiin