Menelusuri Kekayaan Indonesia Melalui Arsip

Oleh : Fajri Salim

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia yang terdiri dari 13.487 pulau dan dihuni oleh lebih dari 200 juta jiwa penduduk yang tersebar disepanjang nusantara. Banyak keanekaragaman budaya tercipta yang memiliki banyak keunikan dan menjadi daya tarik bagi bangsa asing untuk berkunjung ke Indonesia, sumber daya alam melimpah juga menjadi anugerah yang tak ternilai bagi bangsa ini, diantaranya adalah minyak bumi, gas alam, batu bara, tanah yang subur, flora, fauna dan banyak lagi keindahan alam hayati lainnya. Tapi dari semua kekayaan alam diatas yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia ternyata tidak dapat menjamin kesejahteraan rakyat yang hidup di dalamnya. Pertumbuhan ekonomi yang berjalan sangat lambat padahal didukung oleh melipahnya sumber daya manusia dan sumber daya alam menjadi sebuah pertanyaan apa yang salah dalam pengelolaan bangsa ini.

Seharusnya dengan dukungan semua itu kita bisa lebih maju dari negara Jepang, Cina ataupun negara-negara Eropa bahkan juga seharusnya kita dapat lebih makmur daripada Amerika sekalipun. Indonesia kita memang terkenal kaya tapi apalah artinya kalau tidak memiliki bukti konkrit atas pengelolaan kekayaan tersebut, tanpa bukti nyata tersebut mungkin saja kekayaan tersebut bisa diklaim oleh negara lain sebagai contoh perairan ambalat dan batik yang baru-baru ini diklaim oleh pihak Malaysia. Bukti dari sebuah kekayaan terletak pada arsip. Arsip yang memiliki sifat autentik, utuh dan reliabel dapat menjadi bukti nyata riwayat kepemilikan suatu wilayah maupun benda. Dengan menelusuri keberadaan arsipnya, kita dapat melihat perjalanan riwayat secara utuh seberapa kaya bangsa Indonesia dan dapat menjaganya dari ancaman pihak tertentu yang ingin menguasai diluar haknya.


Banyaknya eksploitasi hasil alam di bumi indonesia yang dilakukan oleh perusahaan lokal maupun perusahaan asing seperti minyak bumi, batubara, logam mulia yang melimpah di Papua, Kalimantan maupun daerah-daerah lainnya tetapi tidak berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat bahkan yang hidup disekitar lahan eksploitasi sekalipun. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pada bulan September Tahun 2012, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,66 persen dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Walaupun nilainya turun dari tahun sebelumnya tapi tidak signifikan hanya sebesar 0,54 Juta orang atau 0,30 persen.