Sosialisaikan Program Perkebunan Kadisbun Riau Dialog dengan Petani di Tiga Desa

BANGKINANG- Akhir pekan dan awal pekan, dimanfaatkan Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Riau Drs H Zulher MS untuk mengunjungi para petani yang ada di Kabupaten Kampar. Selama dua hari, Sabtu (4/7) dan Ahad (5/7), mantan Sekdakab Kampar itu berdiskusi dan berdialog untuk menyerap berbagai aspirasi petani sektor komoditi perkebunan. Kunjungan pertama, Sabtu akhir pekan kemarin, Zulher berdialog dengan para petani dari Desa Bukiteratai dan Desa Indrapura, Kecamatan Rumbiojaya. Selanjutnya, pada Ahad pagi kemarin, Zulher berdialog dengan petani perkebunan di Desa Sungaijalau, Kecamatan Kampar Utara.


 

Oleh Zulher sendiri, kunjungan yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif tersebut sekaligus menyosialisasikan program-program pembangunan di sektor perkebunan. Kadisbun Riau itu menjelaskan kepada petani tentang program pupuk bersubsidi, penggantian bibit kelapa sawit palsu dan program peremajaan karet dan kelapa sawit. “Semua itu dilakukan untuk mengedepankan peningkatan ekonomi rakyat, terutama petani sektor perkebunan. Tinggal saat ini, bagaimana agar petani memanfaatkan seluruh program-program tersebut,” terang Zulher, Ahad (5/7).


Khusus tentang peremajaan karet, kini sedang digagas program gerakan nasional peremajaan karet. Data terakhir di Disbun Riau, luas tanaman karet yang tua dan rusak dan perlu peremajaan di Provinsi Riau mencapai 92.246 hektar.  Agar persoalannya cepat tuntas, ungkap Zulher, makanya diperlukan suatu gerakan nasional. ‘’Untuk Gernas peremajaan karet tahun 2013, kami (Disbun Riau)mengusulkan 50 ribu hektar untuk diremajakan,’’ terang Zulher. Gernas sendiri, diarahkan di wilayah Indonesia Bagian Barat, terutama Sumatera dan Kalimantan.


 

Sementara mengenai penggantian bibit kelapa sawit palsu, ditargetkan pada bulan September mendatang sudah dilakukan penyaluran kepada petani. “Penggantian bibit (kelapa sawit) palsu tersebut termasuk untuk petani di kabupaten Kampar. Program tersebut merupakan program pemerintah yang pendanaannya menggunakan dana APBN,” terang Zulher.


 

“Tujuannya untuk perbaikan hasil produksi perkebunan petani swadaya,” tambahnya.  Diterangkan Zulher, pihaknya saat ini juga sedang melakukan uji coba pupuk organik sistem injeksi untuk tanaman kelapa sawit yang minim produksi ataupun yang gagal produksi. Diperkirakan, kata Zulher, dua bulan mendatang, perkembangan dari uji coba tersebut sudah dapat diketahui. “Kami sangat berharap agar uji coba tersebut berhasil. Insya Allah, bila berhasil, akan dapat menjawab persoalan bibit palsu dan minimnya produksi perkebunan petani. Sebab, cara pemupukannya efektif dan efisien dengan hasil produksi yang baik,” terang Zulher.


 

Zulher juga mengajak seluruh petani sektor perkebunan untuk memanfaatkan program pupuk bersubsidi. Pupuk tersebut disubsidi oleh pemerintah melalui dana APBN. “Kualitasnya sama dengan pupuk non subsidi. Itu cara pemerintah membantu petani. Mari, kita manfaatkan program pupuk murah tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik, diantaranya ditentukan dengan pemupukan dan pemeliharaan. Hal lainnya, bibit dan infrastruktur,” papar Zulher.


 

Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut, kelompok tani tinggal menyusun Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diketahui penyuluh dan kepala desa. RDKK tersebut selanjutnya diserahkan ke distributor. Adapun pupuk yang disubsidi tersebut adalah; Urea, ZA, NPK, SP-36 dan pupuk organik. (*)