KUE PILIN KAMPAR TIMUR NAN LEGIT DAN RENYAH

NURITA (44) dan Misna Wilda (43), kakak beradik warga Desa Perambahan Kecamatan Kampar Timur sudah lebih kurang 3 tahun menekuni pekerjaan sebagai pembuat “kue pilin” nan legit dan renyah yang saat ini sudah merambah sampai ke kabupaten lain seperti, Rohul, Bengkalis, Dumai, Pelalawan dan Pekanbaru.


 

Dalam sehari produksi kue pilin yang dibuat oleh Nurita 1 goni per hari dan bagi Misna bisa mencapai 5 goni per hari dengan menyerap sebanyak 15 orang tenaga kerja untuk pekerjaan, mengadon bahan kue, mengulir adonan, menggoreng, supir, membungkus, mengelem plastic, menimbang dan lainnya.


 

Pada musim tertentu produksi kue ini bisa menghasilkan uang sebesar Rp3 juta sampai Rp5 juta per minggu, atau rata-rata per minggu pada hari biasa mencapai Rp2 juta sampai Rp2,5 juta, kecuali bulan puasa, produksi kue ini dibatasi waktu.


 

Keduanya membuat kue ini masih menggunakan alat tradisional, diantaranya menggunakan bahan bakar kayu, plastic dan ember pelicin dan penipis adonan, pengolahan menejemen masih belum termenej dengan baik, kendala lainnya usaha ini belum memiliki “hak paten merek”.


 

Akhir pecan lalu, Ketua TP PKK Kecamatan Kampar Timur, Ny Husniati Jamaris dan anggota pokja 4 Darnalis, melihat langsung cara pembuatan kue pilin tersebut. Didepan tungku kayu bakar dirumahnya, Nurita tengah menggoreng kue pilin buatannya sendiri, warna-warni coklet berpadu kuning, dari bahan tepung, gula dan air ditambah pengembang egel, adonan digiling dengan mesin ampia lalu diplintir membentuk pilin, diletakkan di dalam baki plastic, setelah jumlah yang cukup banyak lalu digoreng pada wajan atau kuali di tungku kayu bakar.


 

Tempat produksi kue milik Misna Wilda berada di depan rumah Nurita sudah berskala lumayan besar, Misna membuat kue pilinya itu ditempat khusus di dalam bangunan papan berukuran 12 x 6 meter diatas tanah yang sengaja disewanya.


 

Dalam seminggu, Misna menghabiskan minyak goreng sebanyak 12 jerigen, ia mampu memprouksi 5 sampai 6 karung goni yang dijualnya ke luar daerah, ke swalayan dan tokoh-tokoh kelontong lainnya.


 

Husniati Jamaris dan Darnalis mengakui kue pilin buatan warga Desa Perambahan ini lebih enak, “Mungkin ada kue yang sama, namun kue buatan bu Nurita dan Misna ini jauh lebih enak, renyah dan manis, apalagi bahan baku pembautannya tanpa pengawet, memakai gula asli tanpa biang gula,” ujarnya mempromosikan buah karya warganya itu.


 

Husni akan mencoba melakukan pembinaan, untuk pengembangan usaha masyarakat ini, melalui PKK Kecamatan, “Usaha milik masyarakat ini, patut mendapat dukungan, nanti kami akan berupaya membantu pemasaran untuk pengembangan usaha ini,” katanya.


 

Selain kue pilin ini lajut Husni, masih banyak lagi usaha home industry masyarakat yang bisa dibina melalui Up2K (Usaha Peningkatakan Pendapatan Keluarga) yang merupakan program PKK, katanya.


 

Ini merupakan salah satu upaya bagi kaum perempuan untuk membantu menyukseskan program pemerintah Kabupaten Kampar dalam menzerokan kemiskinan, pengangguran, jika dapat dilakukan pembinaan dan pengembangan usaha dalam sekala besar dengan menejemen professional dan modern, terangHusni lagi. *(netty farhan)*