Warga Desa Pulau Birandang Ma’aghak Suwek

KAMPAR TIMUR, - Seharian, sejak pagi Senin (25/3) warga Desa Pulau Birandang melaksanakan tradisi adat, “Ma’aghak Suwek”, yang turun temurun sebagai tanda syukur kepada sang Maha Pencipta yang telah memberikan berkah pada hasil panen padi milik masyarakat.

Acara Tradisi Adat ma’aghak suwek ini dihadiri, Ketua DPRD Kabupaten Kampar, Drs H Syafrizal, H Syahrul Aidi dan anggota DPRD Propinsi Riau, H Aziz Zainal di MDA Bustanul Huda, Kades Pulau Birandang, H Khaidir dan Ninik mamak serta seluruh masyarakat.

Ma’aghak suwek itu diawali dengan mengarak kitab suci alqur’an yang dijunjung di atas kepala keliling kampong sejak pukul 09.00 wib hingga pukul 12.30 wib sejauh lebih kurang 5 km. Rombongan pengarak ini mengarak alqur’an sambil berzikir memanjatkan doa melewati lading padi sawah milik masyarakat, kemudian singgah di pemakaman masyarakat. Perjalanan berakhir di MDA. Sepanjang arak-arakan itu dilaksanakan sekelompok masyarakat, tak henti-henti membacakan selawat nabi dan berzikir.

Tradisi adat ini dilaksanakan ketika padi menguning, yang akan dipanen, maka masyarakat sebagai tanda syukurnya mengadakan acara itu untuk memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, demikian disampaikan Ninik mamak, M Zen, Ketua RW 01 dusun 2, ninik mamak datuk rajo mangkuto persukuan domo dan orang tua Desa Pulau Birandang, H Kabar M.

Syafrizal menyampaikan, bahwa apa yang menjadi tradisi adat istiadat masyarakat ini patut dilestarikan bahkan jika memungkinkan dapat dijadikan even nasional, yang diperingati setiap tahun dengan meningkatkan kegiatan itu dengan berbagai kegiatan misalnya dengan membuat tempat pameran adat, katanya.

Tidak hanya itu, even ini dapat diusulkan di dalam anggaran APBD Kampar, untuk menambah penghasilan bagi masyarakat sebab dengan menciptakan berbagai kegiatan sebagai pendamping kegiatan adat ini akan melahirkan even multipayer effect, menimbulkan pengaruh pada tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat.

Senada dengan itu, Wakil Ketua DPRD Kampar, h Syahrul Aidi menyampaikan bahwa apa yang menjadi tradisi di desa ini, merupakan tradisi yang patut dikembangkan dan dilestarikan, “bagaimana desa ini dapat menjadi desa yang agamis dan menjadi pelopor magrib mengaji dalam mensukseskan program pemerintah pada pilar pertama peningkatakan akhlak dan moral, “ kata syahrul. (netty)