BANGKINANG – Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam program penyelenggaraan Raudhatul Atfal (RA) yang cerdas, baik dari segi intelektual, emosianal dan religius yang berbasis Agama Islam, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kampar Drs H Fairus MA di dampingi Kasi Pendidikan Madrasah Drs Muhammad Yamin, hari rabu (06/03) membuka sekaligus memberikan pengarahan dalam acara Pelatihan dan pengembangan Kurikulum RA se Kab. Kampar di aula Lantai II Kantor Kementerian Agama Kab. Kampar.
Dalam arahannya Fairus mengatakan, Pendidikan anak pada usia dini sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM), oleh karena itu semua lapisan masyarakat, khususnya di Kab. Kampar sudah semestinya peduli terhadap perkembangan dan proses pertumbuhan anak-anak usia dini mulai dari usia 0 sampai 8 tahun. Melihat perkembangan dan kemajuan zaman yang serba canggih serta pesatnya teknologi informasi menjadi salah satu alasan buat kita, untuk mempersiapkan anak-anak usia dini kita, menjadi anak yang siap tumbuh menjadi remaja sampai dewasa sebagai manusia yang tangguh dan cerdas serta Bertaqwa kepada ALLAH SWT.
Lebih lanjut Fairus Mengatakan, Dengan diterbitkanya Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang salah satu pasalnya mengamanahkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini harus dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Raudhatul Athfal (RA) ini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak usia dini, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan (perkembangan) jasmani kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan ke tahap berikutnya.
Oleh karena itu Fairus Berharap, melalui Pelatihan dan pengembangan Kurikulum RA ini, kiranya para guru Raudhatul Atfal dapat termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ide-idenya ketika mengajar. “ saya berharap, dengan diadakannya Pelatihan dan pengembangan Kurikulum RA ini, mudah-mudahan para guru-guru Raudhatul Atfal dapat termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengembangkan ide-idenya ketika mengajar, Tutup Fairus. (*)